Kepercayaan Pasar Tergerus, Rupiah Lunglai

INILAHCOM, Jakarta-Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah masih terkurung di zona merah seiring tergerusnya kepercayaan pelaku pasar terhadap pemerintah meski stimulus jilid II digulirkan. Seperti apa?

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 19 poin (0,12%) ke posisi 14.709 pada pekan yang berakhir Jumat (2/10/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 14.690 per Jumat, 25 September 2015.

“Laju rupiah masih tetaplebih menyukai berada di zona merah,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (27/9/2015).

Laju rupiah,di hari pertama pekan ini, lanjut dia, belum menunjukkan adanya perbaikan. “Bahkan jelang diumumkannya Paket Kebijakan Ekonomi jilid II juga tidak menunjukan peningkatan,” ujarnya.

Berkurangnya kepercayaan pelaku pasar terhadap langkah-langkah pemerintah membuat laju rupiah terus mengalami penurunan. “Padahal, di pasar spot global, laju dolar AS sedang melemah terkena aksi profit taking seiring aksi tunggu pelaku pasar terhadap data core price index, personal income, dan personal spending,” ucapnya.

Meski laju IHSG mulai membaik, tidak sepenuhnya diikuti oleh laju rupiah yang masih nyaman di zona merah. “Bahkan dengan diumumkannya Paket Kebijakan Ekonomi jilid II dan lelang obligasi negara yang oversubscribe juga tidak banyak memberikan sentimen positif bagi rupiah. Rupiah pun kian terhempas dari zona hijaunya,” tuturnya.

Seiring aksi profit taking dolar AS di pasar spot global dan kembali menguatnya laju komoditas, laju rupiah dapat memanfaatkan pelemahan dolar AS tersebut untuk dapat mulai menguat. “Selain itu, pelaku pasar juga menanggapi positif rilis kebijakan BI yang berkaitan dengan rencana intervensi pasar dan menawarkan tagihan valuta asing untuk meningkatkan pasokan dolar AS,” ungkap dia.

Di hari lainnya, laju rupiah terpantau masih dapat melanjutkan penguatannya seiring berlanjutnya kenaikan harga komoditas yang berpengaruh pada kembali melemahnya laju dolar AS. “Pelaku pasar memanfaatkan pelemahan tersebut untuk kembali masuk pada mata uang emerging market dan berimbas positif pada laju rupiah,” papar dia.

Rilis inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan laju inflasi pada bulan September mengalami deflasi sebesar 0,05%. Nilai ini lebih rendah baik dibandingkan bulan Agustus 2015 maupun September 2014 lalu.

Pada Agustus lalu, terjadi inflasi 0,39%, sementara pada bulan September 2014 mengalami inflasi sebesar 0,27%, sementara pada tahun 2013 mengalami deflasi 0,35%. Rilis tersebut sedikit banyak dapat membuat nilai tukar Rupiah dapat menguat meski tipis.

Di akhir pekan, laju rupiah kembali melemah di bawah level 14.700 an seiring mulai berkurangnya imbas kebijakan pemerintah dan BI serta deflasi. Laju Rupiah terus bergerak ke bawah dan di bawah target support14.778. Rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 14.850-14.700mengacu pada kurs tengah BI. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*