Kenaikan Suku Bunga September Ini Mengkerut, Investor Beli Kembali Emas

shadow

FINANCEROLL – Harga emas mencatat kenaikan tertingginya dalam minggu ini setelah sejumlah bursa saham global turun, menyusul keprihatinan pasar akan semakin dalamnya perekonomian Tiongkok melambat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dikalangan investor. Tiada lain, selain menempuh aksi pengamanan investasi, membeli emas kembali sebagai aset pengaman – safe haven.

Pada perdagangan hari Selasa (01/09), Indek Bursa Global, MSCI mencatat penurunan sebesar 2,5% setelah pemerintah Tiongkok mengumumkan data sektor manufaktur mereka yang turun ke posisi terendah dalam tiga tahun ini. Dorongan ini jatuhnya indek saham juga membuat harga emas batangan naik, terlebih Dolar AS juga sedikit mengalami depresiasi sehingga pilihan investasi jatuh kepada Emas.

Untuk pertama kalinya sejak Mei kemarin, catatan perdagangan emas selama satu bulan menghasilkan kenaikan harga. Aksi jual yang melanda bursa saham Tiongkok, devaluasi Yuan Tiongkok, dan spekulasi penundaan kenaikan suku bunga oleh The Federal Reserve membuat komoditi emas kembali berkibar. Suku bunga yang tinggi memang akan menurunkan pamor emas sebagai aset investasi, penundaan kenaikan suku bunga akan menjadi bahan bakar pendorong kenaikan harga emas kembali.

Sejumlah investor yang sudah mengantisipasi kemungkinan ini telah melakukan aksi beli kembali pada aset emas. Aksi ini semakin menjadi, manakala saham-saham juga rontok. Membuat arus modal berpindah ke pasar komoditi. Bursa komoditi berjangka mencatat harga penutupan untuk kontrak pengiriman emas bulan Desember di harga $1.139,80 per ons atau naik 0,6%. Harga emas berjangka ini di bursa Comex – New York, bahkan sempat menyentuh $1.147,30, yang merupakan harga emas paling mahal sejak 25 Agustus lalu. Kinerja emas dalam sebulan mengalami peningkatan harga 3,4 % dibulan Agustus dari bulan Juli.

Para pialang memang sudah berkurang keyakinan mereka bahwa The Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya pada September ini. Hanya sekitar 40% saja yang yakin akan menaikkan dibulan ini, umumnya mereka meyakini kenaikan akan dilakukan pada Desember nanti. Jumlah yang meyakini kenaikan pada bulan ini menurun drastis, dari jajak sebelumnya yang dilakukan oleh Bloomberg, hingga mencapai 77% diawal Agustus kemarin. Seperti diketahui, Federal Open Market Committee (FOMC) akan mengadakan pertemuan pada 16-17 September.

Ditengah tekanan harga emas dimasa penurunan ini, bearish – angin segar bahwa suku bunga AS akan dinaikkan pada Desember nanti setidaknya memberikan peluang bagi investor untuk mencoba menarik keuntungan dengan melakukan aksi beli kembali. Harga emas selanjutnya bisa saja kembali menapaki jalur penurunannya sebagaimana tren kenaikan suku bunga AS akan berlaku, namun harapan meraup keuntungan dari waktu yang pendek ini juga terbuka.

Sementara itu, pada perdagangan komoditi logam lainnya, dimana investor sekalian bisa mencoba untuk mendapatkan keuntungan pula dari laju kenaikan harga yang terjadi. Komoditi Perak untuk kontrak pengiriman bulan Desember juga mengalami kenaikan harga sebesar 0,2% ke harga $14,62 per ons di lantai bursa Comex. Sementara di New York Mercantile Exchange, harga kontrak berjangka platinum untuk pengiriman bulan Oktober justru turun 0,2 persen ke $1.008,40 per ons. (Lukman Hqeem | [email protected])


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*