Kenaikan harga minyak belum akan ubah tren

JAKARTA. Harga minyak melambung signifikan pada akhir penutupan pekan lalu. Penguatan ini pun masih berlanjut di perdagangan hari ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (25/1) pukul 12.45 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Maret 2016 merangkak naik 0,80% ke level US$ 32,45 per barel dibanding hari sebelumnya. Ini melanjutkan penguatan setelah pada akhir pekan lalu melambung 9,00% yang merupakan rally terbesarnya lebih dari tujuh tahun terakhir.

“Sekalinya aksi beli dilakukan, hal tersebut akan terus berada di pasar untuk beberapa waktu mendatang. Tapi tren bearish jangka panjang masih tetap membayangi dan selama itu belum berubah, pasar tetap harus waspada,” tutur Michael McCarthy, Chief Strategiest CMC Markets di Sydney, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (25/1).

Kenaikan ini terjadi karena adanya niatan dari Nigeria, Venezuela dan beberapa negara OPEC lainnya untuk menggelar pertemuan darurat sebelum pertemuan rutin OPEC yang dijadwalkan pada 2 Juni 2016 mendatang. “Selain tentunya ada dukungan rebound technical,” tambah Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures.

Menurut Nizar, sulit berharap penguatan ini bisa bertahan lama. Dapat dikatakan saat ini sedang terjadi konsolidasi harga di pasar. Setelah kejatuhan harga minyak yang cukup signifikan di pekan lalu akibat dicabutnya sanksi ekspor Iran.

Hal ini pun senada dengan apa yang disampaikan CEO Bank of Montreal, William Downe pada wawancara di Davos, Swiss, Jumat (22/1) lalu. Butuh waktu minimal tiga tahun untuk kembali menopang kenaikan harga minyak yang stabil.

“Selama pasar masih dibanjiri oleh pasokan yang tinggi dari OPEC dan AS, harga akan tetap dalam bayang-bayang penurunan,” kata Nizar.

Berdasarkan data yang dirilis Energy Information Administration, stok mingguan AS tumbuh 4,0 juta barel dari sebelumnya yang hanya naik 200.000 barel. Ini berjalan seiringan dengan laporan EIA bahwa stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman minyak terbesar di AS naik selama sebelas minggu beruntun hingga menyentuh 64,2 juta barel.

Sebagai informasi, AS masih memproduksi lebih dari 100 juta barel di atas rata-rata lima tahunan. Azerbaijan sendiri saat ini memproduksi sekitar 800.000 barel per hari. Sedangkan OPEC di kisaran 31,2 juta barel per hari jauh di atas target produksinya yakni 30 juta barel per hari.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*