Kenaikan Fed Rate tak Jelas, Rupiah Menanjak

INILAHCOM, JakartaDalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menorehkan kinerja yang positif. Salah satu pemicunya adalah belum jelasnya potensi kenaikan suku bunga dari bank sentral AS, Fed Fund Rate.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir ditransaksikan menguat 72 poin (0,54%) ke posisi 13.087 pada pekan yang berakhir Jumat, 11 Maret 2016 dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 13.159 pada Jumat, 4 Maret 2016.

Sempat melemah namunlaju rupiah mampu melanjutkan pergerakan positifsepanjang pekan lalu.”Tidak seperti IHSG yang kehabisan daya dorongnya, laju rupiah mampu kembali mengalami kenaikan di awal pekan kemarin seiring masih menguatnya sejumlah laju mata uang regional terhadap dolar AS,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (13/3/2016).

Belum jelasnya sentimen dari kenaikan suku bunga Fed memberikan tekanan pada laju dolar AS sehingga dapat dimanfaatkan mata uang lainnya untuk menguat, antara lain EUR, GBP, AUD, JPY, dan CNY, serta beberapa mata uang lainnya. “Tentu saja kondisi ini memberikan sentimen positif pada laju rupiah,” tuturnya.

Setelah mengalami kenaikan, laju rupiah kembali mengalami pelemahan. “Padahal, laju mata uang regional sedang bergerak positif terhadap laju dolar AS. Akan tetapi, di sisi lain masih melemahnya laju harga minyak mentah dunia turut membuat laju dolar AS tidak terlalu melemah dalam sehingga berimbas pada laju rupiah yang kembali terpuruk,” papar dia.

Sentimen positif dari penghentian produksi sementara oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries bersama Rusia diadang sentimen negatif dari pasokan minyak Amerika Serikat yang terus meningkat.”Bahkan beredarnya rilisfundamental minyak saat ini yang memang masih sulit untuk menembus level lebih jauh lagi dari US$40di manatren pasokan minyak ASdiprediksi masih berada di level tertinggi sejak 1930membuat laju dolar AS dapat berbalik menguat meski tipis,” ungkap Reza.

Laju rupiah masih cenderung melanjutkan pelemahannya meski tipis. Ekspektasi akan adanya stimulus dari Zona Euro maupun penurunan tingkat suku bunga acuan European Central Bank (ECB)memberikan tekanan pada laju Euro sehingga terlihat melemah terhadap laju dolar AS.

Akibatnya, itu tentu berimbas pada laju rupiah yang kembali melanjutkan pelemahannya. “Namun demikian, pelemahan yang terjadi cenderung tipis seiring masih adanya respons positif pelaku pasar dari komentar Presiden Jokowi bahwa penguatan rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini sebagai respons positif dari serangkaian kebijakan dan paket deregulasi yang diberikan pemerintah,” ucapnya.

Laju rupiah meski sempat melemah namun, sepanjang pekan kemarinmasih menguat.Laju rupiah juga kembalimelampaui target area resisten13.200. Arah berikutnya, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support dan resisten 13.280-13.100. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*