Kena Palak dan Dolar Tembus Rp 12.000, Pengusaha Pelayaran 'Menjerit'

Kena Palak dan Dolar Tembus Rp 12.000, Pengusaha Pelayaran 'Menjerit'
Jakarta -Pengusaha pelayaran niaga ‘menjerit’ dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tembus Rp 12.000/US$. Mereka juga belum bebas dari pungutan liar (pungli) alias dipalak.

Ketua Umum Asosiasi Pemilik Kapal Nasional (INSA) Carmelita Hartoto menjelaskan selama ini pengusaha sangat terbebani dengan melemahnya rupiah karena biaya operasional pelayaran di dalam negeri menggunakan mata uang dolar sementara pendapatan diperoleh dalam bentuk rupiah.

“Kita sedih pendapatan kita dalam bentuk rupiah tapi pengeluaran dolar. Itu yang berat dan banyak sekali biaya operasional pakai US$,” kata Carmelita di rumah makan Sate Khas Senayan di Kebon Sirih Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2014).

Belum lagi ditambah biaya-biaya ilegal yang dikenakan saat berlayar. Hal ini menambah beban pengusaha pelayaran nasional.
“Kalau tongkang kena biaya bongkar muat 1 ton sebesar 0,5 dolar. Itu biaya palak,” katanya.

Carmelita memperkirakan perekonomian Indonesia pada tahun 2014 lebih membaik dari tahun 2013. Namun INSA tetap mewaspadai dampak dari krisis global yang mungkin masih terjadi terhadap pendapatan pengusaha jasa pelayaran.

“Industri pelayaran masih mewaspadai dampak krisis ekonomi global yang diperkirakan tetap akan dirasakan di tengah proses pemulihan yang terus dilakukan,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Carmelita menjelaskan rencana investasi perusahaan jasa kapal niaga tanah air pada tahun 2014. Meski masih dibayang-bayangi dampak krisis, diproyeksi terjadi peningkatan investasi 6% hingga 7% di industri pelayaran komersial tanah air.

“Khusus selama periode Oktober 2012 hingga Oktober 2013 total investasi mencapai US$ 2,8 miliar,” terangnya.

(feb/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Sumber: http://rss.detik.com/index.php/finance

Speak Your Mind

*

*