Kempit Saham PGAS dengan Target Rp6.350

INILAHCOM, Jakarta Meski tren harga minyak turun yang berimbas pada penurunan harga gas, saham PGAS diproyeksikan naik ke Rp6.350. Pemilik saham ini disarankan mengempitnya. Seperti apa?

Pada perdagangan Senin (19/1/2015), saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS.JK) ditutup turun Rp275 (5%) ke Rp5.200.

Thendra Crisnanda, analis BNI Securities mengatakan, pengaruh penurunan harga minyak ke emiten PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) tidak terlalu signifikan. “Sebab, emiten ini bermain di sektor gas saja,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, awal pekan ini.

Seiring penurunan harga minyak, lanjut dia, ada potensi peralihan penggunaan energi dari gas ke minyak. “Akan tetapi, untuk kasus Indonesia, tidak mudah peralihan gas ke minyak. Industri yang menggunakan gas, teknologinya tidak bisa langsung ditukar (switching) dari gas ke minyak,” ujarnya.

Teknologi di sektor energi migas, kata dia, banyak melakukan transformasi ke gas dibandingkan ke minyak karena penurunan produksi minyak sebelumnya. “Karena itu, tidak ada kekhawatiran penurunan harga gas akibat penurunan harga minyak,” ucapnya.

Dia menegaskan, tipikal Indonesia unik. “Uniknya, memang harga gas global cenderung turun. Hanya saja, di Indonesia, harga gas ditetapkan berdasarkan harga kontrak bukan harga yang berlaku secara internasional,” timpal dia.

Jadi, patokannya adalah harga kontrak yang berlaku di setiap wilayah penghasil gas. Harga gas berbeda-beda tergantung wilayahnya–di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Irian Jaya. “Saya tetap mempertahankan rekomendasikan hold untuk saham PGAS sejak awal Desember 2014 dengan target harga di Rp6.350 untuk 2015,” ungkap dia.

Target tersebut, dia menegaskan, bukan serta merta dari penurunan harga minyak, tapi juga dari ekspektasi pertumbuhan laba bersih atau earnings yang relatif terbatas untuk 2015. “Laba bersih PGAS diproyeksikan hanya tumbuh 4% sehingga pertumbuhan harga sahamnya pun terbatas,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*