Kemenristekdikti Berhemat Anggaran Agar LAPAN Siap Luncurkan Satelit dan Pesawat


shadow

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) siap meluncurkan satelit setidaknya dalam empat tahun kedepan dan pada 2016 sudah diproduksi hingga siap terbang secara komersil pada 2019 nanti.

FINANCEROLL – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir mendorong Lapan dalam empat tahun mendatang Indonesia bisa meluncurkan satelit sendiri yakni satelit untuk penginderaan jauh dan telekomunikasi. Untuk mencapai hal itu, Menristekdikti mengingatkan anggaran untuk pengembangan keantariksaan apakah itu untuk telekomunikasi atau pun penginderaan jauh harus berbasis output.

“Berapa cost yang harus dikeluarkan dalam lima tahun ke depan. Untuk meluncurkan satelit tersebut mampukah kita hasilkan roket misalnya, berapa biayanya,” katanya di sela-sela Seminar Nasional Penerbangan dan Antariksa 2014, di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (10/12). Saat ini ditambahkannya, penghematan anggaran yang dilakukan akan dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih produktif bagi masyarakat. Untuk riset tentu didorong untuk mewujudkannya asalkan bisa dimanfaatkan masyarakat.

Menristekdikti pun meminta Lapan untuk memproyeksikan anggaran terkait pengembangan satelit tersebut. Sehingga diketahui manfaatnya bagi masyarakat, lembaga dan keuntungannya harus dihitung secara matematis. Hal lain yang perlu dihitung terkait asuransi jika terjadi kegagalan peluncuran satelit selain teknologi-teknologi lainnya.

Saat ini Indonesia berupaya menyusun rencana induk keantariksaan sebagai landasan dalam penyelenggaraan keantariksaan nasional. Hal ini sesuai dengan mandat Undang-undang No. 21 Tahun 2013 Tentang keantariksaan. Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, mengatakan, rencana induk keantariksaan ini bertujuan untuk mendukung visi pembangunan Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.

“Rencana induk keantariksaan ini disusun sesuai dengan target tahapan pembangunan nasional yang tertuang dalam rencana jangka panjang menengah tahap ketiga, yakni untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian berbasis sumber daya alam,” tutur Thomas. Nantinya, rencana induk keantariksaan ini akan mendukung upaya percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. “Kegiatan ini juga diharapkan dapat mendukung percepatan dan perluasan pembangunan Indonesia, seperti dalam pengembangan potensi ekonomi, penguatan konektivitas nasional, dan penguatan kemampuan sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan dan teknologi,” jelas Thomas.

Demi menyusun rencana induk keantariksaan hingga jangka waktu 25 tahun tersebut Lapan akan melaksanakan seminar yang akan menggali masukan dan informasi untuk mempercepat penguasaan teknologi keantariksaan secara nasional yang terintegrasi, berkelanjutan dan mandiri. “Dalam seminar ini juga akan ditentukan arah penyelenggaraan keantariksaan Indonesia termasuk untuk bidang teknologi roket, satelit, dan aeronautika,” demikian Thomas Djamaluddin.

Sementara itu terkait pengembangan pesawat, LAPAN bekerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia akan memproduksi pesawat N219. Pesawat ini telah memasuki tahap sertifikasi layak terbang, ungkap Thomas Djamaluddin. Menurut Thomas pesawat N219 rencananya akan diuji coba pada 2015 mendatang. Kemudian pada 2016, akan mulai diproduksi massal dan pada 2019 dapat digunakan. Pesawat N219 menjadi salah satu pioner penerbangan yang dibuat di Indonesia. N219 juga merupakan pesawat yang didesain untuk memenuhi kebutuhan industri penerbangan di Indonesia yang berkarakteristik landasan pendek. Dikatakan, pesawat ini memiliki nilai investasi hingga Rp400 miliar.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengaku senang dengan capaian yang dilakukan oleh Lapan tersebut. Menurutnya pemerintah akan bertindak sebagai mediator untuk memediasi antara Lapan, industri dan pengguna. Seperti diketahui, pesawat yang dikerjakan oleh anak bangsa ini disebut-sebut mampu menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia yang kondisi geografisnya didominasi oleh pegunungan dan perbukitan.

Secara spesifik, keungulan N219 lainnya diantaranya pesawat multi fungsi, berkapasitas 19 penumpang, mudah dan sederhana dalam perawatan, konfigurasi dapat diubah dengan cepat, biaya operasi rendah dengan basic sertifikasinya CASR 23 dan ditenagai sepasang mesin PT6A-42 masing-masing 850 daya kuda. (Lukman Hqeem | @hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*