Posisi dollar AS di perdagangan forex sesi Asia hari Kamis (22/3) setelah anjlok ke posisi terendah 4 bulan perdagangan hari sebelumnya, rebound dengan fundamental yang masih sangat mengkhawatirkan. Pekan ini saja dollar AS menguat hanya pada sesi Asia dan masuk sesi Eropa terpangkas kembali.
Sikap Federal Reserve atau bank sentral Amerika yang tidak mengeluarkan kebijakan moneter kurang ketat dikarenakan pekan lalu FOMC hanya putuskan kenaikan yang terendah dan tidak memberikan proyeksi kenaikan berikutnya. Pasar melihat Fed mampu untuk mempercepat kenaikan suku bunganya melihat beberapa rilis data ekonomi yang mendukung. Selain itu fundamental bertambah buruk oleh UU Healthcare yang diajukan Presiden Obama ke parlemen mendapat banyak tentangan dari Partai Republik yang mirip dengan Obamacare.
Untuk penggerak mata uang selanjutnya, pada sesi Amerika malam nanti terdapat rilis data klaim pengangguran periode pekan lalu dan juga ada moment pidato Janet Yellen dalam satu event di Washington.
Terhadap beberapa rival utamanya, dollar AS hanya melemah terhadap kurs pound Inggris yang rebound dari tekanan serangan teror di London yang menewaskan 5 orang dan mencederai puluhan orang. Terhadap mata uang lainnya seperti pound, euro swissfranc dan aussie menguat.
Lihat: Serangan Teroris di Inggris Merugikan Bursa London dan Poundsterling
Indeks dollar yang menunjukkan kekuatan dollar AS terhadap banyak rival utamanya di tengah perdagangan forex sesi Asia hari Kamis (23/3) bullish di 99.78 setelah dibuka pada posisi 99.73 dan sempat menyentuh posisi tertinggi di 99.85.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang
—
Distribusi: Vibiznews
Speak Your Mind