Kekhawatiran terhadap ekonomi Cina meningkat

Saham-saham Asia melemah, mendorong indeks ekuitas regional tergelincir, terbesar mingguan sejak Juni seiring outlook ekonomi Cina yang memburuk dan krisis Crimea yang bersiap melakukan referendum.  Mata uang Korea Won memimpin penurunan mata-uang pasar negara berkembang.

Indeks MSCI Asia Pasifik jatuh 1,2% pada sesi Tokyo. Indeks NIKKEI 225 turun 2,5% bersiap penurunan terburuk di antara pasar berkembang. Indeks S&P 500 naik 0,1%. Saham global membukukan penurunan terpanjang sejak 2012 karena data ekonomi Cina yang mengecewakan dalam seminggu belakangan ini. Padahal pergerakkan saham sedang dalan momentum bullish yang bagus.

PM Li Keqiang mengatakan pada wartawan, di sidang tahunan Kongres Nasional Rakyat Cina kemarin, bahwa tujuan Cina pada 2014 adalah mentargetkan pertumbuhan ekonomi 7,5% yang fleksibel dan beberapa kasus gagal bayar obligasi mungkin tidak bisa dihindari. Cina membukukan pertumbuhan yang melambat pada keluaran industri dan penjualan ritel.

Perusahaan-perusahaan Cina yang mengalami kesulitan menaikkan pinjaman, melakukan pembelian tembaga sebagai penjaminan untuk menyalurkan dana mereka namun ternyata harga tembaga jatuh 14% tahun ini.

Dari Jepang, anggota dewan BoJ sepakat bahwa ekonomi dan pergerakan harga bergerak pada arah yang sama dengan perkiraan bank sentral. Hal ini diungkapkan pada hasil rapat kebijakan BoJ Februari. Anggota dewan sepakat bahwa kenaikan pajak penjualan bulan depan tidak akan memberikan pengaruh terhadap ekonomi dan resiko ekonomi luar negeri pun mereda.

BoJ tidak merubah kebijakan moneternya yang stabil dan memperpanjang program pinjaman khusus untuk membantu pinjaman bank.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*