Kekhawatiran Rupiah Benamkan IHSG ke Bawah Goceng

INILAHCOM, Jakarta-Dalam sepekan terakhir, IHSG anjlok seiring kekhawatiran pasar terhadap nilai tukar rupiah yang diperkirakan melemah hingga tahun depan. Indeks pun tinggalkan level gocengnya.

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 164,75 (3,23%) ke posisi 4.935,82 pada pekan yang berakhir Jumat (12/6/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di posisi 5.100,57.

“Masih adanya sentimen negatif dan aksi profit taking lanjutan membuat IHSG lanjutkan pelemahan,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (14/6/2015).

Laju IHSG secara mengejutkan mengalami pelemahan yang dalam di awal pekan di luar estimasi sebelumnya. “Memang sebelumnya kami perkirakan potensi pelemahan masih ada dan bahkan kami masih mengharapkan pelemahan dapat terbatas dengan mulai adanya pembalikan arah naik di akhir pekan kemarin,” ujarnya.

Tetapi, apa daya, harapan akan berlanjutnya kenaikan sirna dengan sekejap dengan datangnya badai aksi jual.Hawa panas aksi jual kian terasa dengan berlanjutnya pelemahan hingga mendekati level psikologis 5.000 atau kembali ke perdagangan 16 Desember 2014 dengan posisi rendah 5.005,27. “Dan bahkan, hingga akhir pekan indeks terus meninggalkan level goceng tersebut,” papar dia.

Maraknya berita negatif mulai dari kembali beredarnya spekulasi percepatan kenaikan Fed rate, turunnya harga CPO, hingga perkiraan BI bahwa Rupiah masih berpotensi mengalami pelemahan hingga tahun depan memicu aksi jual dan melemahkan IHSG. “Kombinasi antara maraknya sentimen negatif terutama dari internal, kekhawatiran akan terus berlanjutnya pelemahan, tidak adanya sentimen positif yang dijadikan pegangan, masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah hingga kemungkinan marak terjadinya forced sell membuat laju IHSG terus mengalami pelemahan,” tuturnya.

Lagi-lagi IHSG di luar perkiraan berhasil menjebol target support yang diestimasi sebelumnya. “Akan tetapi, pasca melemah tajam dalam beberapa hari sebelumnya, laju IHSG sempat mengalami speculative technical rebound di mana pergerakan belum sepenuhnya didukung oleh sentimen-sentimen yang bersifat fundamental karena bersamaan dengan melemahnya laju bursa saham Asia dan belum adanya sentimen positif dari dalam negeri yang bernilai signifikan untuk menguatkan kenaikan IHSG tersebut,” ungkap dia.

Pasca berhasil naik hingga melampaui 4.950, tampaknya laju IHSG kembali mendapatkan aksi profit taking sehingga kembali melemah. “Tampaknya kekhawatiran kami akan peluang terjadinya pembalikan arah kian terjadi di mana laju IHSG berakhir di zona merah pasca menguat cukup signifikan sehari sebelumnya,” kata dia.

Kondisi ini, lanjut dia, tentu berlawanan dengan laju bursa saham Asia yang mampu berbalik positif setelah merespons kenaikan bursa saham AS dan Asia. “Kenaikan yang bersifat semu tersebut itulah yang akhirnya membuat banyak pelaku pasar kembali melakukan aksi jual memanfaatkan penguatan sebelumnya,” ujarnya.

Beruntungnya, IHSG dengan aksi jual yang tidak terlalu deras sehingga pelemahan pun menjadi terbatas, di akhir pekan indeks dapat mendarat di zona hijau. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*