Kebijakan Rupiah dan The Fed Dongkrak IHSG

INILAHCOM, Jakarta Meski tipis, IHSG mampu mendarat di zona hijau dalam sepekan terakhir. Katalisnya adalah kebijakan pemerintah untuk meredam rupiah dan The Fed yang menahan suku bunga rendahnya.

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 16,59 poin (0,30%) ke posisi 5.443,06 pada pekan yang berakhir Jumat (20/3/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 5.426,47 per Jumat (13/3/2015).

Laju IHSG sepanjang pekan kemarin variatif diselingi pelemahan. Akan tetapi, indeks mampu berakhir di zona hijau. “Kondisi ini sesuai dengan skenario kami di mana disampaikan, dengan maraknya sentimen negatif yang memicu aksi jual membuat laju IHSG cenderung meninggalkan peluang untuk kembali menguat. Jikapun bergerak menguat maka hanya terjadi bebeberapa poin dan belum dapat dipastikan kontinuitas akan kenaikan yang terjadi,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (22/3/2015).

Telah diprediksi, potensi pelemahan dimungkinkan terjadi jika data-data yang ada belum mendapat tanggapan positif dari pelaku pasar. Tetap cermati rilis data-data ekonomi dan sentimen-sentimen lainnya.

Laju IHSG di awal pekan mampu berakhir di zona hijau meski tipis. Adanya aksi beli memanfaatkan pelemahan sebelumnya mampu mengangkat IHSG dari zona merah di akhir pekan sebelumnya. “Meski bergerak menguat, indeks masih diiringi dengan tingginya aksi jual asing dan makin melemahnya laju dolar AS sehingga membatasi potensi penguatan,” ujarnya.

Meskipun belum pasti dan terlihat dampaknya, pelaku pasar cukup merespon positif rencana pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan meredam pelemahan rupiah dan anstisipasi tetapnya BI rate dalam RDG Selasa (17/3/2015).

Penguatan ini sejalan dengan sejumlah sentimen positif di mana laju BI rate masih dipertahankan di level 7,5%, terapresiasinya rupiah, hingga ekspektasi penilaian akan membaiknya perekonomian Indonesia oleh BI. “Akan tetapi, penguatan tersebut tertahan dengan transaksi asing yang masih mencatatkan net sell,” ungkap dia.

Di hari lainnya, seperti yang sempat disampaikan sebelumnya di mana laju IHSG memiliki potensi pembalikan arah jika sentimen yang ada kurang dapat mendukung penguatan lanjutan. “Pasca BI rate tetap bertahan di level 7,5%, tampaknya hanya direspon dingin di mana pelaku pasar tidak banyak melakukan aktivitas transaksi,” ucapnya.

Penguatan mayoritas bursa saham Asia yang dibarengi dengan kembali menguatnya laju rupiah belum mampu mengimbangi aksi profit taking pada IHSG. “Sentimen dari rilis positif data-data ekonomi di benua Eropa serta dibarengi dengan sentimen dari The Fed yang kembali memberikan sinyalemen belum akan menaikan suku bunganya membantu penguatan laju IHSG seperti yang kami harapkan sebelumnya,” papar dia.

Di lain sisi, penguatan beberapa bursa saham Asia yang dibarengi dengan kembali menguatnya laju Rupiah dan kembalinya aksi beli asing mampu turut membantu penguatan IHSG. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*