Kebijakan OECD Bikin Saham-saham Wall Street Turun

INILAHCOM, New York – Saham-saham di Wall Street berakhir turun, Senin atau Selasa (10/10/2015) pagi WIB. Itu setelah Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk tahun ini menjadi 2,9 persen.

Dow Jones Industrial Average turun 179,85 poin atau 1,00 persen menjadi ditutup pada 17.730,48. Indeks S&P 500 kehilangan 20,62 poin atau 0,98 persen menjadi berakhir di 2.078,58. Indeks komposit teknologi Nasdaq turun 51,82 poin atau 1,01 persen menjadi 5.095,30. Penurunan tajam lebih lanjut di negara-negara berkembang dengan pertumbuhan pesat (emerging market) dan perdagangan dunia telah melemahkan pertumbuhan global menjadi sekitar 2,9 persen tahun ini — turun dari perkiraan tiga persen pada September — dan merupakan sumber ketidakpastian bagi prospek jangka pendeka, OECD mengatakan pada Senin.

“Pelambatan dalam perdagangan global dan berlanjutnya pelemahan dalam investasi sangat memprihatinkan. Peningkatan perdagangan dan investasi dan pertumbuhan global yang lebih kuat harus berjalan seiring,” tegas Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria.

Dalam Prospek Ekonomi setengah tahunan terbaru, OECD memproyeksikan pertumbuhan global pada 2016 dan 2017 secara bertahap masing-masing menguat menjadi 3,3 persen dan 3,6 persen.

Sementara itu, sentimen investor juga terganjal oleh kemungkinan meningkatnya suku bunga AS pada Desember menyusul kenaikan kuat data ketenagakerjaan pada Oktober. Total gaji pekerja non pertanian meningkat 271.000 pada Oktober, kenaikan terbesar sejak Desember 2014. Tingkat pengangguran turun menjadi 5,0 persen, terendah sejak April 2008.

Banyak analis percaya bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunganya bulan depan, karena Ketua The Fed Janet Yellen menegaskan pekan lalu bahwa bank sentral mungkin menarik pelatuk pada pertemuan kebijakan Desember jika ekonomi AS berkinerja baik.

Dalam berita perusahaan, saham Priceline Group Inc. merosot 9,55 persen menjadi 1.311,39 dolar AS per saham setelah rilis hasil kuartal ketiga mengecewakan. Di luar negeri, ekuitas Eropa berakhir melemah tajam di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global, dengan indeks CAC 40 Prancis 40 menurun 1,46 persen. Di Asia, pasar saham Tiongkok melonjak untuk hari keempat berturut-turut pada Senin, setelah regulator sekuritas memutuskan untuk membukan lagi penawaran umum perdana (IPO) dan mereformasi prosedur IPO.

Indeks komposit Shanghai naik 1,58 persen. Indeks Volatilitas CBOE, sering disebut sebagai ukuran ketakutan Wall Street, naik 15,28 persen menjadi berakhir di 16,52 pada Senin. Di pasar lain, harga minyak terus mundur pada Senin karena kelebihan pasokan global menekan pasar.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember, turun 42 sen menjadi menetap di US$43,87 per barel di New York Mercantile Exchange. Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember, turun 23 sen menjadi ditutup pada US$47,19 per barel di London ICE Futures Exchange.

Dolar AS bergerak turun terhadap mata uang utama lainnya pada Senin, karena investor mengambil keuntungan dari reli greenback di sesi sebelumnya setelah laporan gaji pekerja non pertanian menguat. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi US$1,0757 dari US$1,0747 di sesi sebelumnya, sementara dolar dibeli 123,10 yen Jepang, lebih rendah dari 123,21 yen dari sesi sebelumnya.

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik sedikit pada Senin, dengan kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$0,4 atau 0,04 persen, menjadi menetap di US$1.088,10 per ounce. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*