Kebangkitan Usaha Bank di AS Setelah Pemotongan The Fed

Kebangkitan Usaha Bank di AS Setelah Pemotongan The Fed

Financeroll – Pasca krisis keuangan global bank-bank besar di Amerika Serikat (AS) akhirnya mulai kembali bangkit dengan menigkatnya keuntungan. Kebangkitan kembali ini hasil suksenya rencana pemulihan ekonomi dan pemotongan biaya yang dilakuakn bank-bank tersebut.

Setelah mengalami masa yang kurang baik selama lima tahun belakangan, di mana JP Morgan Chase, Bank of America Corp, Citigroup Inc, Wells Fargo & Co, Goldman Sachs Group Inc, dan Morgan Stanley akhirnya berhasil mengalami pertumbuhan laba meski bergerak lambat.

Dengan adanya krisis utang Eropa dan serentetan peraturan baru, para eksekutif dan analis perbankan di AS mengatakan mereka telah melewati periode terburuk. Sebagai contoh, enam bank di AS tercatat memperoleh laba hingga USD 76 miliar pada tahun 2013. Jumlah itu jauh lebih tinggi dari catatan rugi USD 6 miliar yang dicapai pada tahun 2006 atau setahun setelah harga perumahan di AS memuncak di tengah ekspansi ekonomi.

Bank harus memperbaiki semua catatan buruk pendapatan pada tahun 2014. Sekarang saham dari bank-bank sudah naik dengan begitu tajam, bank harus melakukan rencana lain untuk menjaga harga saham mereka agar tetap di atas. Baru-baru ini, Indeks Bank KBW naik 35 persen pada tahun 2013 atau melampaui pasar indeks S&P 500 untuk tahun kedua secara berturut-turut. Sementara harga saham untuk JP Morgan dan Wells Fargo keduanya mencapai level tertinggi sejak tahun 2005.

Industri perbankan AS diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak keuntungan di saat meningkatnya suku bunga dan pinjaman. Wall Street Journal melansir, salah satu cara bagi bank untuk meningkatkan posisi mereka di mata investor adalah dengan memotong gajii, pekerjaan dan lini bisnis. Sebelumnya Goldman Sachs mengumumkan penggajian untuk tahun 2013 menurun 3 persen dari tahun 2012, sementara Bank of America tercatat memotong 25.000 posisi kerja sepanjang tahun, sedangkan JP Morgan dan Morgan Stanley keduanya dalam proses keluar dari bisnis penyimpanan komoditas fisik.

Bank-bank di AS saat ini masih mengalami berbagai kendala seperti tingginya biaya hukum yang berfungsi sebagai regulator dan peneliti aktivitas industri. Biaya pinjaman yang lebih tinggi juga akan mengurangi permintaan kredit pemilik rumah.

Meskipun banyak menghadapi tantangan, bank-bank terbesar AS mulai mencari cara untuk meningkatkan pendapatannya. Hasilnya, enam bank terbesar membukukan peningkatan pendapatan hingga 4 persen selama 2013. Selain bank besar, bank-bank kecil di AS juga sudah menunjukkan pemulihannya, di mana laporan laba dari 6.900 bank komersial di AS meningkat pada kecepatan yang melebihi semua laba industri pada tahun 2006.

Untuk bank terbesar di AS, meningkatnya keuntungan ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya curah bank sejak krisis keuangan. Faktor lain yang mendorong pertumbuhan laba adalah penurunan drastis cadangan bank telah untuk kerugian pinjaman di masa depan.

Beberapa investor sendiri dikatakan tidak senang karena bank-bank besar terus mengandalkan sebagian besar pendapatan dari peningkatan kredit. Regulator telah memperingatkan bahwa kredit kemungkinan akan bergerak agresif dan tidak berkelanjutan.

Tapi bank-bank besar mengatakan, ekonomi AS masih cukup sehat sehingga mereka tidak perlu memegang banyak uang untuk dijadikan cadangan guna melindungi diri terhadap meruginya pinjaman. Mereka juga mengatakan tidak perlu mengambil langkah-langkah radikal demi mengamankan pendapatan.

Investor AS sendiri tampaknya sudah mulai senang dengan berjalannya rencana pemulihan yang dimulai sejak tahun lalu. Hal ini disebabkan karena meningkatnya reksa dana saham mereka setelah terus merugi sejak tahun 2008.

Namun saham-saham di bank terlihat masih tertinggal di belakang pertumbuhan pasar sejak krisis keuangan. Sementara rasio investasi dan kinerja return on equity jauh di bawah tingkat yang dicapai satu dekade lalu. Misalnya, Goldman on equity, yang mencapai puncak pertumbuhan sebesar 33 persen pada tahun 2006, tetapi turun menjadi 11 persen pada tahun 2013. Rasio yang lebih rendah bahkan terjadi pada JP Morgan dan Bank of America.

facebookgoogle_plusredditpinterestlinkedinmail


(Sumber : http://financeroll.co.id/feed/ )

Speak Your Mind

*

*