Kata Chatib Basri Soal Rupiah Anjlok Akibat Pilpres dan Konflik Irak

Jakarta -Menteri Keuangan Chatib Basri melihat tiga hal penyebab pelemahan nilai tukar rupiah ke level 12.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Tren pelemahan ini telah terjadi sejak bulan sebelumnya.

Pertama, menurut Chatib disebabkan oleh kompetisi politik calon presiden yang semakin ketat. Sehingga dolar AS menguat dari Rp 11.300 ke Rp 11.600. Pasar mengkhawatirkan proses yang panjang untuk memastikan siapa presiden selanjutnya.

“Karena mungkin nanti hasil dari quickcount selisihnya sedikit ya menunggu KPU. KPU mungkin menunggu Mahkamah Konstitusi. Jadi uncertainty itu membuat rupiah melemah,” ungkap Chatib di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/6/2014).

Kedua adalah efek dari defisit neraca perdagangan pada bulan Maret yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di bulan Mei. Rupiah pun bergerak melemah sampai ke level 11.800/US$.

Trade deficit membuat rupiah melemah ke 11.800/US$,” sebutnya.

Ketiga adalah pengaruh dari global. Khususnya kondisi geopolitik Irak yang memicu kenaikan harga minyak dunia. Maka dari itu, sampailah dolar AS menyentuh Rp 12.000.

“Nah yang terakhir situasi di Irak yang membuat harga minyak naik , itu yang buat melemah sampai Rp 12.000,” tukasnya.

Bila melihat regional kawasan Asia, pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi pada rupiah. Namun juga pada mata uang India, rupee yang juga melemah terhadap dolar.

“Nggak cuma rupiah, rupee juga melemah. Beberapa negara lain juga,” katanya.

(mkl/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*