Kamis Siang, Rupiah Melemah ke Posisi Rp 13.428/USD

shadow

Financeroll – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis (25/2) pagi hingga siang bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp 13.428 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.413 per dolar AS.  Harga minyak mentah dunia yang masih dalam tren penurunan kembali membebani laju mata uang rupiah terhadap dolar AS. Di tengah situasi seperti itu, pelaku pasar uang cenderung meningkatkan kepemilikan pada mata uang yang dianggap safe haven seperti dolar AS.

Selain itu, imbas dari kondisi tersebut membuat sejumlah mata uang di negara-negara penghasil komoditas, seperti rupiah cenderung mengalami pelemahan.  Dari dalam negeri, laju mata uang rupiah juga dibatasi oleh sentimen pembatasan suku bunga bank oleh pemerintah. Namun diperkirakan sentimen itu bersifat jangka pendek karena kebijakan itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan Indonesia.  Sentimen intervensi pemerintah cenderung mereda meski belum hilang sepenuhnya.

Sementara itu,  faktor pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI)  akan menahan koreksi rupiah lebih dalam terhadap dolar AS.  Tren mata uang domestik masih berpotensi membaik. Dengan suku bunga rendah maka kemampuan konsumsi masyarakat akan meningkat yang akhirnya kegiatan usaha akan naik.  Di sisi lain,  bank sentral Amerika Serikat juga belum berencana untuk mengubah suku bunga acuan (Fed fund rate), sentimen itu akan menjadi faktor positif bagi mata uang di negara-negara berkembang, termasuk rupiah.  

Untuk diketahui, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menyambut baik rencana pemerintah ingin membatasi besaran suku bunga deposito atas simpanan dana pemerintah, BUMN, dan BUMD di perbankan. Dalam rencananya, suku bunga deposito tersebut akan dibatasi maksimal 5%.   Namun, batasan tersebut tidak berlaku bagi deposito non pemerintah. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menyebutkan, idealnya suku bunga deposito maksimal di atas 1% dari inflasi.

Saat ini, Baiquni mengatakan, suku bunga deposito rata-rata di angka 4,5%-7%, tergantung tenor dan besaran simpanan.  Jika suku bunga deposito berhasil diturunkan.  Suku bunga kredit juga bisa disesuaikan.  Untuk bunga kredit,  itu tergantung cost of fund, tergantung biaya dana, overhead, premi risiko. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*