Kalau Tak Suka Pemerintah Ngutang, Subsidi Harus Dikurangi

Jakarta -Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah per Agustus 2014 sebesar Rp 2.531,81 triliun. Naik dibandingkan posisi akhir 2013 yaitu Rp 2.371,39 triliun.

Utang pemerintah disebabkan belanja negara yang melebihi pendapatan. Salah satu pos belanja yang besar adalah subsidi. Tahun ini, anggaran untuk subsidi mencapai Rp 453, 3 triliun.

Oleh karena itu, Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), menyatakan langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi adalah menekan anggaran subsidi.

“Kalau tidak suka pemerintah berutang, maka kurangi lah subsidi,” tegas Mirza dalam diskusi di kantor GP Ansor, Jakarta, Jumat (19/9/2014).

Mirza menambahkan, defisit APBN tidak bisa seenaknya dibiayai dengan mencetak uang baru. Pemerintah harus berutang baik dengan cara menerbitkan obligasi maupun menarik pinjaman bilateral dan multilateral.

“Jangan lupa, defisit APBN itu didanai dari pinjaman. Jangan dianggap defisit bisa didanai BI dengan mencetak uang. Kalau penerimaan lebih kecil dari pendapatan, itu dari mana mau ditutup kalau bukan dari utang?” katanya.

Anggaran subsidi yang besar, lanjut Mirza, ternyata tidak semuanya tepat sasaran. Misalnya subsidi BBM, yang tahun ini memakan dana Rp 246,5 triliun. Namun subsidi BBM lebih banyak dinikmati masyarakat mampu.

“Subsidi itu pengeluaran, sementara penerimaan adalah pajak. Kalau subsidi makin besar, maka pengeluaran makin besar. Sekarang subsidi sudah sekitar Rp 400 triliun, dan yang membiayai pengeluaran itu adalah utang,” jelas Mirza.

(hds/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*