Kabinet Kerja di Bawah Ekspektasi, Dolar Hampir Sentuh Rp 12.200

Jakarta -Pengumuman dan pelantikan Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ternyata tidak terlalu menggerakkan pasar. Nilai tukar rupiah justru melemah.

Mengutip Reuters, Selasa (28/10/2014), dolar Amerika Serikat (AS) hampir menyentuh level Rp 12.200. Saat ini dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 12.170.

Dalam risetnya, Bahana Securities menyebutkan bahwa pelemahan rupiah sudah terjadi sejak kemarin yaitu kala pelantikan Kabinet Kerja. Namun hari ini, ada potensi untuk menguat.

“Rupiah Senin kemarin ditutup di posisi Rp 12.109 per dolar AS. Hari ini, rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 12.023-12.153 per dolar AS dengan kecenderungan menguat,” sebut riset itu.

Riset Woori Korindo Secirities juga memperkirakan ada peluang penguatan rupiah. Kembali beredarnya spekulasi langkah The Fed yang masih akan mempertahankan tingkat suku bunga rendah, menguatnya mata uang real Brasil, hingga terapresiasinya poundsterling bisa memberikan sentimen positif pada laju rupiah.

“Kami perkirakan laju rupiah di bawah level resisten Rp 12.050 per dolar AS. Beberapa sentimen positif mulai mempengaruhi rupiah dan diharapkan dapat bertahan. Pergerakan hari diperkirakan dalam kisaran Rp 12.052-12.038 per dolar AS,” papar riset Woori Korindo.

Sementara riset First Asia Capital menyebutkan Kabinet Kerja yang telah diumumkan dan dilantik Jokowi dinilai kurang mengesankan bagi pelaku pasar. Tim ekonomi di kabinet juga di bawah ekspektasi.

“Oleh karena itu, masih butuh waktu untuk membuktikan kemampuan mereka membawa perekonomian Indonesia melewati sejumlah tantangan baik dari domestik maupun eksternal,” tulis riset First Asia Capital.

Selain itu, lanjut riset tersebut, pelaku pasar juga masih wait and see soal kepastian pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

“Pasar tengah mengantisipasi rencana pemerintah menaikkan harga BBM bulan depan yang tentunya menurunkan daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.”

(hds/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*