Jika Suku Bunga The Fed Naik, IHSG Bisa Tertekan di Bawah 5.100

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan terimbas sementara waktu (dua bulan) jika bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the fed menaikan suku bunga dari 0,25 persen menjadi 1,125 persen tahun depan.

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, John Rachmat mengatakan, IHSG kemungkinan akan bertengger di bawah level 5.100 jika suku bunga the fed naik, sebelum akhirnya berbalik menguat ke level 6.350 di penghujung tahun 2015.

“Akan sangat buruk pengaruhnya terhadap pasar. Tapi hanya sementara waktu, paling lama dua bulan. Hal itu karena kenaikan suku bunga the fed ini sebenarnya tidak berpengaruh apa-apa terhadap kinerja fundamental pasar, murni sentimen saja,” katanya usai jumpa pers di Jakarta, Rabu (17/12).

John menggambarkan, hingga pekan kedua bulan ini, dimana pasar global marak terkena sentimen kenaikan suku bunga the fed, performa IHSG masih relatif lebih baik bahkan dibanding indeks Dow Jones yang melemah 5 persen.

IHSG hanya melemah 3 persen ke 5.026 dari 5.188, dibanding indeks SET Thailand (-8,5 persen), indeks Nikkei Jepang (-6,5 persen), indeks FTSE Inggris (-6,1 persen), indeks Hang Seng Tiongkok (-5,5 persen), indeks S&P 500 (-4,9 persen), indeks KLCI Malaysia (-4,3 persen), serta indeks Kospi Korea Selatan (-4,2 persen).

“IHSG lebih terpengaruh pada issuance/ muatan baru, setiap ada listing IHSG pasti terdorong,” katanya.

Seperti diketahui, pada kamis malam (18/12) nanti atau Jumat dini hari waktu Indonesia, the fed akan mengadakan pertemuan terkait rencana kebijakan suku bunga ke depan, sebelum pertemuan selanjutnya yang dijadwalkan pada awal Maret 2015.

Penulis: Yosi Winosa/FER


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*