Jerman Surplus Perdagangan, Kok AS Meradang!

INILAHCOM, Berlin – Surplus perdagangan Jerman naik ke rekor tertinggi pada 2016. Data ini berpotensi memicu ketegangan baru antar AS dan Jerman.

Pemerintah Jerman meriis data resmi tersebut pada Kamis (9/2/2017). Rilis ini hanya beberapa hari setelah penasehat perdagangan Amerika menuduh Berlin melakukan eksploitasi undervalued euro untuk keuntungan sepihak.

Surplus tersebut kemungkinan memperburuk ketegangan antara Washington dan Berlin. Merkel masih terus mencoba untuk menjaga perdagangan bebas global pada tahun ini selama kepemimpinan dari G20 yang memiliki moto “Shaping an Interconnected World”.

Surplus perdagangan Jerman tumbuh meskipun  ekspor turun 3,3 persen pada Desember, sementara impor tidak berubah. Itu berarti, untuk Desember 2016 saja surplus perdagangan menyempit menjadi 18,4 miliar euro dari 21,8 miliar pada bulan November di tahun yang sama.

Produksi industri di Jerman juga jatuh pada bulan Desember 2016, tapi pesanan naik di bulan yang sama menjadi yang paling tingi selama lebih dari dua tahun, menunjukkan kuartal pertama 2017 mungkin akan mendapat pondasi yang lebih kuat.

Pada Rabu (8/2/2017), DIHK Chambers of Commerce Jerman menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman pada 2017 menjadi 1,6 persen. Tetapi memperingatkan kekhawatiran tentang kebijakan perdagangan Amerika.

Federal Statistic menjabarkan surplus perdagangan Jerman di tahun lalu naik menjadi 252,9 miliar euro, melampaui perolehan sebelumnya yang hanya sebesar 244,3 miliar euro pada 2015, menurut data dari Federal Statistic.

“Rekor surplus akan terus mendorong konflik dengan Amerika dan dengan Uni Eropa. Tetangga Eropa akan mendapat manfaat dari investasi yang lebih kuat di Jerman. Bagaimana pun juga bagi Jerman keuntungan menjadi yang pertama dan paling utama, sebagai kesenjangan investasi dan surplus perdagangan yang berlebihan yang dihasilkan akan merugikan perekonomian domestik,” kata Marcel Fratzscherm kepala lembaga ekonomi DIW seperti mengutip cnbc.com.

Pekan lalu, penasehat perdagangan Amerika mengatakan Jerman telah menggunakan undervalued euro untuk mendapatkan keuntungan lebih dari Amerika dan mitra di Eropa.

Kanselir Angela Merkel menolak tuduhan itu dengan mengatakan pemerintahannya selalu meminta Bank Sentral Eropa untuk mengejar kebijakan moneter yang independen.

Beberapa anggota parlemen Jerman telah menekan ECB untuk mengetatkan kebijakan. Menteri keuntungan Wolfgang Schaeuble mengatakan pada akhir pekan lalu, kalau euro terlalu lemah untuk Jerman. Tetapi ia mencatat ECB harus membuat kebijakan yang bekerja untuk Eropa secara keseluruhan.

Pada Rabu (8/2/2017), Merkel mengatakan Uni Eropa harus terus maju pada transaksi perdagangan dengan negara-negara lain jika tidak mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Trump.  [hid]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*