Jepang Jadi Konsumen Minyak Iran Pertama Pasca Pelonggaran Sanksi AS

Jepang Jadi Konsumen Minyak Iran Pertama Pasca Pelonggaran Sanksi AS

Jepang menjadi negara pertama yang menjadi pembeli minyak Iran untuk impor minyak mentah di bawah kesepakatan nuklir sementara. Iran sendiri memang banyak mendapat tekanan dari Barat selama setahun terakhir hingga melumpuhkan perekonomian negara tersebut.

Sanksi internasional yang keras selama dua tahun terakhir telah memotong ekspor minyak Iran lebih dari 50 persen. Langkah AS untuk memberlakukan sanksi nuklir tahun lalu telah menghentikan pembayaran dari importir minyak Iran. Akibat sanksi ini, banya anggota OPEC menjadi kesulitan memenuhi produksi minyak dan memaksa Iran untuk maju ke meja perundingan atas program nuklirnya.

Peran Jepang yang menjadi konsumen minyak Iran pertama pasca pelonggaran sanksi diprediksi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan Jepang untuk berinvestasi di sektor minyak dan gas Iran, meski harus menunggu kesepakatan lebih lanjut untuk mengakhiri isolasi internasional terhadap negara itu.

Tidak jelas mengapa Jepang-lah yang menjadi negara pertama pembeli minyak Iran. Padahal, sebelumnya China, India, dan Korea Selatan juga membeli minyak mentah dari Iran dengan nilai miliaran dolar meski belum dibayarkan kepada Iran karena adanya saksi AS.

Salah satu sumber dari Departemen Keuangan AS mengkonfirmasi bahwa nilai pembelian minyak dari Iran mencapai USD 550 juta. Sebagian besar dana pembayaran minyak ini diadakan lewat Bank of Japan yang ditransfer ke rekening Bank Sentral Iran di Swiss.

Berdasarkan perjanjian tanggal 24 November dengan enam negara besar, Iran mendapat bantuan terbatas untuk mendpaat pelonggaran sanksi untuk mengekang program nuklirnya. Perjanjian ini akan memberikan Iran akses untuk mendapatkan dana senilai USD 4,2 miliar melalui penjualan minyak yang sebelumnya dibekukan.

Sebagai informasi, kubu Barat yaitu AS dan sekutunya mencurigai Iran menggunakan program nuklir untuk mengembangkan senjata nuklir. Namun, Iran mengatakan program ini adalah untuk menghasilkan tenaga listrik dan isotop medis.

Beberapa pembayaran di bawah kesepakatan akan dilakukan dalam enam bulan ke depan, yang secara resmi dimulai pada Jan 20, tergantung pada Iran apakah akan memenuhi komitmennya untuk mencairkan setengah uranium-nya.

Sampai kesepakatan interim, importir minyak Iran telah terus mengurangi pembelian untuk menghindari sanksi dari AS dan Uni Eropa. Data dari Departemen Keuangan AS menunjukkan, keempat pembeliĀ  dari Asia telah memotong impor minyak dari Iran sebesar 15 persen pada tahun lalu menjadi rata-rata 935.862 barel per hari.

Kampanye AS untuk mengisolasi Iran telah menghambat masuknya investasi asing dan melarang akses teknologi terbaru untuk mengeksploitasi cadangan minyak dan gas dalam jumlah besar di negara itu.

Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan bahwa Iran sedang mencari kesepakatan yang komprehensif sehingga dapat mengembangkan ekonominya yang babak belur. Iran rencananya akan mengundang perusahaan-perusahaan Barat untuk menangkap peluang investasi pengeboran minyak yang menjanjikan di negara tersebut. Sejauh ini, sudah ada perusahaan minyak dari Perancis dan Rusia yang menanggapi rencana tersebut.

Iran menyambut delegasi senior perdagangan Perancis, dan mengatakan lebih dari 100 eksekutif akan segera berinvestasi di Iran jika beberapa sanksi ekonomi sudah dihapus atau dilonggarkan.

Terkait dengan impor minyak Iran dari jepang, bank-bank Jepang dan perusahaan lain telah berhati-hati untuk mendekati Iran karena takut berbenturan dengan sanksi AS. Sebelumnya, pada tahun 2012 Mitsubishi UFJ Financial Group harus membayar denda USD 9 juta kepada regulator AS untuk menyelesaikan tuduhan bahwa mereka telah melanggar sanksi AS dengan pembayaran minyak kepada Iran.

(ra/JA/vbn)

Pic: wikipedia


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*