Financeroll – Perdagangan bursa komoditas berjangka di hari Kamis(20/8), harga emas dan perak terus lanjutkan kenaikan ketika permintaan greenback mengalami penurunan akibat meningkatnya spekulasi bahwa kenaikan suku bunga oleh The Fed akan ditunda pada bulan September mendatang.
Jelang perdagangan di sesi Eropa, emas berjangka pengiriman Desember terpantau mengalami kenaikan sebesar 1.13% di level $1.140.70 per troy ounce di divisi Comex, New York Mercantile Exchange. Sejak pagi ini, harga emas terlihat bergerak menyentuh level $1.132.20 untuk sesi terendah harian dan level $1.141.50 untuk sesi tertinggi harian.
Sedangkan untuk perak berjangka pengiriman September telah diperdagangkan lebih tinggi dengan mencatat kenaikan sebesar 1.59% di level $15.420 per troy uonce. Pada siang ini, harga perak terlihat telah bergerak menyentuh level $15.255 untuk sesi terendah harian dan level $15.425 untuk sesi tertinggi harian.
Harga emas semakin memantapkan posisinya dengan terus lanjutkan kenaikan ketika permintaan dollar AS mengalami penurunan akibat melambatnya pertumbuhan inflasi konsumen Amerika dan hasil FOMC tadi malam.
Berdasarkan laporan resmi yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja menyebutkan bahwa inflasi konsumen AS telah melambat dengan alami kenaikan hanya sebesar 0.1% di bulan Juli, setelah naik sebesar 0.3% di bulan Juni.
Faktor lain yang juga mendorong haga emas mengalami penguatan telah datang ketika hasil laporan FOMC di bulan Juli bocor 15 menit sebelum waktu yang ditentukan. Akibat dari kejadian tersebut, Presiden Federal Reserve Janet Yellen mengurungkan niatnya untuk melakukan konferensi pers dan justru memilih untuk mendiskusikan perundingan mereka secara tertutup.
Sementara itu masih di wilayah Amerika, pergerakan harga emas berjangka diperkirakan akan di uji kembali ketika terdapatnya serangkaian laporan ekonomi Amerika. Laporan tersebut meliputi sebuah data angka klaim pengangguran, penjualan rumah bekas, dan aktifitas manufaktur Philadelphia. (Aditya Arief – FR)
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind