Jelang Sesi Eropa, Harga Emas dan Perak Lanjutkan Penurunan


shadow

Financeroll – Perdagangan bursa komoditas logam mulia di hari Senin(1/12), harga emas dan perak telah diperdagangkan lebih rendah ketika Bank Sentral Swiss memutuskan untuk menolak dalam memperluas cadangan emasnya dan PMI Tiongkok yang mengalami penurunan bulan November.

Jelang perdagangan di sesi Eropa, emas berjangka pengiriman Februari telah diperdagangkan lebih rendah 1.63% di level $1.156.30 per troy ounce di divisi Comex, New York Mercantile Exchange. Sejak perdagangan di sesi Asia, harga emas terpantau menyentuh level $1.141.80 untuk sesi terendah harian dan level $1.158.50 untuk sesi tertinggi harian.

Pada perak berjangka pengiriman Maret juga terpantau alami penurunan dengan diperdagangkan lebih rendah sebesar 3.46% di level $15.018 per troy ounce, dengan menyentuh level $14.427 untuk sesi terendah harian dan level $15.477 untuk sesi tertinggi harian.

Tekanan bagi harga emas dan perak untuk mengalami penurunan terjadi setelah Bank Sentral Swiss telah memutuskan untuk menolak sebuah inisiatif yang akan memaksa bank sentral negara itu untuk menahan seperlima asetnya dalam bentuk emas. Dalam pemilihan tersebut, kurang lebih sebanyak 78% telah memilih untuk menentang inisiatif tersebut.

Inisiatif ini pada dasarnya sangat banyak dikritik oleh masyarakat dan bisnis Swiss sendiri, karena potensi yang akan muncul ke permukaan adalah terganggunya kebijakan moneter bagi bank sentral.

Di wilayah Asia, melemahnya aktifitas manufaktur di wilayah Tiongkok hari ini juga menjadi faktor penekanan bagi harga logam mulia. Berdasarkan laporan resmi yang dirilis oleh CFLP telah menyatakan bahwa PMI Manufaktur Tiongkok alami penurunan, yang disesuaikan secara musiman menjadi 50.3 di bulan November, dari 50.8 di bulan Oktober.

Sementara itu, perhatian pasar hari ini tengah tertuju kepada sebuah laporan resmi aktifitas manufaktur AS yang dijadwalkan pada pukul 22.00 waktu Jakarta. Survei ekonom telah memperkirakan bahwa PMI Manufaktur AS akan mengalami penurunan yang disesuaikan secara musiman menjadi 57.9 di bulan November.

Sejalan dengan perkiraan ekonom tersebut, melambatnya aktifitas manufaktur AS nampaknya akan menjadi sebuah kesempatan bagi pergerakan logam mulia untuk menghapus kerugian yang dialami saat ini, karena penurunan tersebut akan mendorong mata uang dolar AS bergerak untuk melemah dan justru menguntungkan bagi harga logam mulia mengingat pergerakan baik untuk emas maupun perak berjangka cenderung berlawanan terhadap greenback.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*