Jelang Pertemuan The Fed, Wall Street Melemah

New York – Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street melemah pada perdagangan Senin siang waktu setempat atau Selasa dini hari WIB (15/9). Investor menunggu pertemuan bank sentral Federal Reserve minggu ini untuk menentukan tingkat suku bunga. Pelemahan juga akibat kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang akan berdampak pada pasar global.

Pasar cenderung berfluktuatif mengantisipasi pertemuan The Fed pada Rabu dan Kamis. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006. “Pengumuman bunga the Fed menimbulkan ketidakpastian yang begitu tinggi di pasar. Investor mengantisipasi itu,” kata Kepala strategi investasi Janney Montgomery Scott, Mark Luschini, di Philadelphia.

Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan hanya sebagian kecil yang mengharapkan kenaikan Fed pada Kamis, meskipun pasar tetap menyarankan pengetatan kebijakan ditunda.

Data Senin menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi dan pabrik di Tiongkok bulan Agustus di luar perkiraan. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok kuartal ketiga mungkin di bawah 7 persen, atau untuk pertama kalinya sejak krisis global.

“Tiongkok terus menjadi perhatian investor sampai kapan pelemahan akan terjadi (bottom), meskipun pemerintah memiliki banyak ruang untuk merangsang pertumbuhan,” kata Kepala investasi Global Financial Private Capital, Chris Bertelsen, di Sarasota, Florida.

Hingga pukul 10:43 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 24,49 poin (0,15 persen) di 16.408,6, indeks S&P 500 turun 3,94 poin (0,2 persen) ke 1.957,11 dan indeks komposit Nasdaq turun 11,06 poin (0,23 persen) pada 4.811,28. Sembilan dari 10 sektor yang tergabung dalam indeks S&P melemah.

Indeks energi turun 0,8 persen karena harga minyak melemah lebih dari 1 persen menyusul tertekannya data ekonomi Tiongkok. Saham Exxon (XOM.N) dan Schlumberger (SLB.N) turun sekitar 1 persen.

Bursa saham global terus bergejolak sejak Tiongkok melakukan pelemahan mata uangnya (devaluasi) yuan pada Agustus lalu. Dampaknya terjadi perlambatan pertumbuhan global dan mengguncang investor. Indeks S&P 500 telah bergerak setidaknya 1 persen di lebih dari 10 sesi sejak 20 Agustus

Wall Street ditutup menguat pekan lalu dimana S&P 500 dan Nasdaq komposit membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak Juli.

The Fed mengatakan akan menaikkan suku apabila terjadi pemulihan ekonomi yang berkelanjutan khususnya pada aspek pasar kerja dan inflasi. Namun data AS yang dirilis pekan lalu mengaburkan prospek Fed akan menaikkan suku bunga pada minggu ini.

Saham Apple (AAPL.O) naik 1,3 persen mencapai US$ 115,71 setelah perusahaan mengatakan pre order iPhone mengalahkan rekor pertama akhir pekan tahun lalu.

Alibaba Group Holding (BABA.N) turun 4,6 persen menjadi US$ 61,66 setelah Barron mengatakan saham perusahaan bisa kehilangan 50 persen dari nilainya.

Solera Holdings (SLH.N), melonjak 8,8 persen menjadi US$ 53,82 setelah perusahaan mengatakan setuju untuk diakuisisi perusahaan afiliasinya Vista Equity Partners senilai US$ 3,74 miliar.

Whisnu Bagus Prasetyo/WBP

Reuters


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*