Jelang Pemilu Laba MNC Group Tergerus, Saham Berusaha Rally

Grup bisnis yang digawangi oleh Hary Tanoesoedibjo, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) mengalami penurunan jumlah laba bersih di tahun 2013 lalu. Induk usaha dari MNCN dan MSKY ini alami penurunan laba hingga sebesar 52% dari sebelumnya sebesar Rp 1,3 triliun, menjadi hanya Rp 620 miliar.

Penyebab utama penurunan kinerja di tahun 2013 lalu tak lain adalah membengkaknya rugi kurs yang dialami perseroan menjadi Rp 760 miliar dari sebelumnya hanya Rp 198 miliar. selain itu, beban keuangan yang muncul karena pelunasan obligasi juga menggerus nilai laba perseroan. tahun lalu, tercatat kerugian atas pelunasan obligasi yang dijamin dan bersifat senior sebesar Rp 154 miliar sehingga membuat nilai beban keuangan membengkak menjadi Rp 5571 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 326 miliar.

Namun demikian di tengah merosotnya nilai laba, angka pendapatan tahun 2013 berhasil tumbuh sebesar 12,25% menjadi Rp 10,019 triliun. Hal ini didukung dengan masih tumbuhnya pendapatan iklan menjadi Rp 6,3 triliun. namun perolehan pendapatan ini masih lebih rendah dari target total pendapatan yang dicanangkan perseroan yaitu sebesar Rp 10,26 triliun.

Dengan penurunan nilai laba tersebut, tercatat rasio profitabilitas mengalami penurunan cukup dalam dengan ROA ROE menjadi sebesar 2,94% dan 4,64% padahal di tahun sebelumnya ROA dan ROE tercatat sebesar 6,50 dan 9,09%. Selain itu margin laba juga terggerus menjadi hanya 6,19% dari tahun sebelumnya yang mencapai 14,55%.

Di bursa saham, penurunan kinerja BMTR langsung direspon negatif oleh pasar. Pagi ini BMTR dibuka menguat ke level Rp 2.390 atau naik 5 poin dari penutupan hari sebelumnya. sementara sampai berita ini dibuat, harga saham BMTR kembali melemah ke level Rp 2.380 per lembar saham atau turun 10 poin dari pembukaannya pagi tadi.

Secara teknikal, BMTR sebenarnya tunjukan potensi untuk rebound. Posisi harga yang berada pada garis pertemuan MA5 dan MA20 didukung oleh indikator RSI dan stochastic yang bergerak naik di perdagangan kemarin. namun buruknya kinerja fundamental perseroan cukup menghambat penguatan harga. dengan kondisi ini diperkirakan harga masih akan bergerak terbatas pada kisaran support Rp 2.300 hingga resistance Rp 2.400. 

 

Adam Nugroho/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*