Janet Yellen Picu Rupiah Berbalik Positif

Janet Yellen Picu Rupiah Berbalik Positif

INILAHCOM, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, rupiah menguat 158 poin. Sempat melemah pada awal-awal pekan, rupiah barbalik positif merespons testimoni Gubernur The Fed Janet Yellen.

Berdasrkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), dalam sepekan terakhir rupiah menguat 158 poin (1,33%) ke posisi 11.634 pada 28 Februari 2014 dibandingkan akhir pekan sebelumnya 11.792 pada 21 Februari.

“Laju nilai tukar rupiah masih bertahan di zona hijau sepanjang pekan kemarin. Dalam beberapa pekan terakhir, rupiah masih nyaman di jalur positifnya. Padahal di awal pekan sempat melemah tipis setelah pelaku pasar kembali melakukan profit taking pascakenaikan cukup signifikan,” kata Reza Priyambada, kepala riset Trust Securities kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (2/3/2014).

Rilis data-data positif dari AS, penurunan initial jobless claims, kenaikan markit manufacturing PMI, dan consumer spending langsung dimanfaatkan pelaku pasar untuk masuk pada dolar AS. “Di sisi lain, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh spekulasi bahwa The Fed akan tetap mempertahankan kebijakan pemotongan stimulusnya dan Bank of Japan (BoJ) yang mempertahankan kebijakan pembelian obligasi,” papar dia.

Akan tetapi, lanjut dia, laju nilai tukar rupiah mampu semringah di saat laju IHSG yang takluk di zona merah. “Apalagi mendapat dukungan dari laju poundsterling yang terapresiasi setelah merespons pernyataan dari Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney, yang mendukung upaya pemulihan ekonomi Inggris,” ujarnya.

Begitu juga dengan laju euro yang menguat pasca dirilisnya data Jerman yang menunjukkan perbaikan. “Selain itu, sentimen positif juga datang dari Meeting G20 yang terindikasi adanya upaya dan komitmen negara-negara G20 untuk meningkatkan pertumbuhan global,” ungkap dia.

Lalu, rilis kenaikan nilai persetujuan mortgage Inggris, membaiknya data-data Jerman diikuti beberapa negara Euro lainnya, dan masih adanya penilaian akan peningkatan bertahap fund inflow seiring upaya pemerintah Indonesia menjaga kondisi makroekonomi juga turut membuat rupiah terapresiasi.

Melemahnya nilai tukar yuan seiring sentimen perlambatan dan masalah internal perbankannya sempat menyeret pelemahan nilai tukar rupiah sehingga kemungkinan pelaku pasar beralih ke yuan sebagai mata uang save haven. “Pelemahan juga dipicu setelah pelaku pasar mulai merespons masih adanya perlambatan ekonomi global yang berpeluang mengganggu laju nilai perdagangan ekspor impor Indonesia,” ucapnya.

Di sisi lain, meski sentimen tappering the Fed telah didengungkan sebelumnya dan telah dihasilkan keputusan untuk mengurangi pembelian obligasi setiap bulannya, pelaku pasar ingin memastikan realisasi atas keputusan tersebut sehingga lebih cenderung wait & see jelang pidato dari Gubernur The Fed Janet Yellen untuk memberikan testimoninya.

“Sebelumnya testimoni tersebut sempat tertunda karena adanya badai. Laju rupiah berbalik positif pasca pidato tersebut hingga akhir pekan,” imbuh Reza. [jin]


Sumber: http://www.inilah.com/rss/feed/pasarmodal/

Speak Your Mind

*

*