Jaga Rupiah, BI Jangan Hanya 'Guyur' Dolar

Jakarta -Darmin Nasution, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI), menyebutkan bahwa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak hanya bisa dilakukan melalui intervensi di pasar dengan cara ‘mengguyur’ valas. Pasalnya, penguatan dolar AS terlalu kuat sehingga tidak bisa diredam oleh BI sendiri.

Menurut Darmin, cara yang paling efektif adalah melakukan pendekatan yang persuasif terhadap pelaku pasar keuangan. Ini bisa dilakukan oleh BI maupun pemerintah.

Nggak bisa hanya dengan intervensi, karena tidak semua adalah persoalan hitungan. Harus ada bagaimana mempersuasi dan meyakinkan pasar,” kata Darmin di gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Kamis (9/4/2015).

“Ini termasuk omongan dan komunikasi. BI kan bisa duduk bersama sejumlah pemain besar. Tanyakan, ini maunya apa sih,” tegasnya.

Bila hanya mengandalkan intervensi, kata Darmin, pasti ada batasannya. Per akhir Maret 2015, cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 111,6 miliar. Turun dibandingkan posisi akhir Februari 2015 yang US$ 115,5 miliar.

“Nggak bisa intervensi begitu saja,” ujar Darmin.

Sementara itu, terkait dengan paket kebijakan stabilisasi nilai tukar dan menekan defisit transaksi berjalan yang dirilis pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Darmin menilainya tidak terlalu banyak berpengaruh.

“Itu nggak bisa muncul tiba-tiba. Market kenal dengan bagaimana suatu instusi itu sikapnya. Sehingga kalau kita bilang begini, nggak bisa juga berubah. Pasar itu tahu,” tukasnya.

(mkl/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*