Isu The Fed Dongkrak Rupiah

TEMPO.CO , Jakarta – Spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) kembali menjadi katalis negatif mata uang dolar. Investor yang pesimistis akan rencana The Fed menaikkan suku bunga akhirnya memilih melepas dolar. (Baca: Tekanan terhadap Rupiah Diperkirakan Berlanjut ).

Walhasil, kurs dolar terhadap mata uang regional cenderung melemah. Pada perdagangan Kamis, 4 September 2014, rupiah menguat 0,8 poin (0,01 persen) ke level 11.764. Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed terus mencuat jelang rilis data ketenagakerjaan AS (non-farm payrolls). Sebagian investor percaya The Fed tetap mempertahankan suku bunga rendah. (Baca: Begini Simulasi Inflasi jika Harga BBM Naik).

Direktur Eksekutif PT. Equilibrium Komoditi Berjangka, Ibrahim,rendahnya ekspektasi atas pertumbuhan non-farm payrolls Agustus mendorong investor untuk meninggalkan dolar. Menurut Ibrahim, The Fed kemungkinan sulit merealisasikan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Sebab, ketegangan di Ukraina telah memicu tingginya permintaan dolar sebagai safe haven. (Baca: Perlambatan Aktivitas Ekonomi Tekan Rupiah ).

Akibatnya, rupiah diperkirkan masih bergerak konsolidatif pada kisaran level 11.742 – 11.800 per dolar. Namun investor tetap berhati-hati untuk mengakumulasi aset berisiko seperti rupiah. Arah penguatan kurs rupiah, kata dia, juga dipengaruhi dibukanya izin ekspor perusahaan tambang. “Sebagian mulai melakukan ekspor konsentrat.”

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
Jero Tersangka, Eks Dirut Pertamina Akan Diperiksa

Ahok: Tak Suka Sama Saya, Mau Duel? Ayo!
Pindahkan Makam Nabi, Saudi Disumpahi Bakal Hancur


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*