Iran siap ekspor, harga minyak kian tergelincir

JAKARTA. Tingginya pasokan minyak serta bayang-bayang masih akan membanjirnya cadangan minyak global terus menyeret harga minyak mentah dunia. Sentimen negatif yang membalut minyak memicu tersungkurnya harga minyak hingga ke level terendahnya sejak 2009 silam.

Mengutip Bloomberg, Selasa (18/8) pukul 14.15 WIB harga minyak kontrak pengiriman September 2015 di bursa New York Merchantile Exchange turun 0,38% ke level US$ 41,71 per barel atau terendah sejak 2009 silam. Harga pun sudah terkikis 3,18% sepanjang pekan.

Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures mengatakan keterpurukan harga minyak dunia masih terbebani oleh kekhawatiran pasar karena tingginya pasokan minyak dunia. Saat ini, baik dari OPEC maupun Amerika Serikat, pasokan minyak masih terbilang tinggi. Lihat saja hingga bulan Juni 2015 OPEC masih memproduksi hingga 31,5 juta barel per hari atau di atas produksi seharusnya yang hanya 30 juta barel per hari.

Sedangkan AS meski diduga akan kembali mengalami penurunan cadangan untuk empat minggu berturut-turut pada Rabu (19/8), namun total cadangan keseluruhan masih di atas 90 juta barel atau di atas rata-rata lima tahun terakhir.

“Keadaan akan semakin buruk karena sanksi ekspor minyak Iran telah dicabut,” papar Nizar. Diprediksi oleh representative Iran di OPEC, nantinya pasokan minyak OPEC di pasar akan mencapai 33 juta barel per hari setelah Iran kembali mengekspor minyaknya.

Buruknya permasalahan kelebihan pasokan minyak ini sudah memicu rontoknya harga minyak. “Ditambah lemahnya perekonomian China maka fundamental minyak memang sedang buruk,” jelas Nizar. Ketidakseimbangan pasokan dan permintaan di pasar minyak memang jelas sedang terjadi.

Meski kini keadaan mata uang China sudah kembali dijaga namun tidak serta merta mampu mengangkat harga minyak, batubara dan gas alam. Devaluasi yuan terjadi berturut-turut pada Selasa (11/8) sebesar 1,9%, Rabu (12/8) sebanyak 1,6% dan terakhir Kamis (13/8) senilai 1,1%.

Editor: Barratut Taqiyyah


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*