Investor Tunggu Hasil Keputusan The Fed

TEMPO.CO, Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berpeluang melanjutkan kenaikan pada perdagangan hari ini, Kamis, 20 Maret 2014. Pergerakan indeks berada di rentang support 4800-4810 dan resistance 4845-4884.

Analis dari Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan, IHSG masih berpeluang menguat. “Diharapkan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed tidak memberikan imbas negatif,” kata dia. Di perdagangan sebelumnya, melemahnya laju IHSG dapat diimbangi dengan kembalinya aksi beli, terutama asing.

Menurut Reza, Pelemahan sebelumnya masih dianggap wajar karena eforia sesaat pasca penunjukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo oleh PDI Perjuangan sebagai calon presiden. Indeks bertahan di level 4788-4795, namun gagal ke level 4850-4896.

Membaiknya indeks bursa di Amerika Serikat dan Eropa memberikan dampak positif kepada indeks di Jakarta. Sepanjang perdagangan, IHSG bakal bergerak menyentuh level 4838,18 (level tertinggi) pada pertengahan sesi dua dan menyentuh level 4816,71 (level terendah) menjelang akhir perdagangan. Indeks kemudian bertengger di level 4821,46.

Aksi wait and see pelaku pasar terhadap keputusan FOMC, kata Reza, membuat bursa saham Asia kembali melemah. Rilis kinerja yang di bawah estimasi antara lain, Uni-President China Holdings Ltd., dan Country Garden Holdings Co. serta rendahnya rilis PPI KorSel dan masih negatifnya neraca perdagangan Jepang memberikan tambahan sentimen negatif.

IHSG kemarin ditutup menguat 15 poin di level 4821. Derasnya aliran dana asing membuat IHSG bertahan di zona hijau meskipun bursa regional asia rata-rata ditutup negatif. Adapun rupiah juga ditutup menguat 13 poin di level Rp 11.316 per dolar Amerika.

Laju Rupiah masih melanjutkan koreksinya jelang pertemuan FOMC. Meski sudah dipastikan pemotongan stimulus senilai US$ 10 miliar akan dilakukan setiap bulan. Namun sentimen tersebut selalu membuat terapresiasinya dolar AS.

Dari dalam negeri, respon negatif rupiah masih akan terjadi merespon negatif rendahnya proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh Bank Dunia dan Fitch Ratings di level 5,3 persen. Angka ini di bawah proyeksi pemerintah. Yen yang kembali melemah seiring rilis masih defisitnya neraca perdagangan Jepang membuat US$ terapresiasi. “Laju Rupiah di bawah level support 11300. Rp11330-11305 (kurs tengah BI).”

FAIZ NASHRILLAH

Terpopuler
MUI Akui Kecolongan Soal Investasi Bodong GTIS 
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!
MUI: Demo Nasabah Golden Traders Salah Alamat  


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*