Investor Ragukan Kesepakatan Nukir Iran, Harga Minyak Naik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Harga minyak dunia melesat lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena investor meragukan kesepakatan nuklir antara Iran dan kekuatan dunia pekan lalu akan segera meningkatkan pasokan minyak mentah.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, naik tiga dolar AS menjadi ditutup pada 52,14 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei, bertambah 3,17 dolar AS menjadi menetap di 58,12 dolar AS per barel di London.

Harga minyak telah jatuh pada Kamis lalu di tengah berita kesepakatan awal antara Iran dan kekuatan internasional yang membuka jalan bagi Teheran untuk mengurangi kegiatan nuklirnya dalam pertukaran untuk keringanan hukuman sanksi ekonomi, termasuk pada investasi minyak.

Tetapi pada Senin, para pedagang menyimpulkan perjanjian itu dalam waktu dekat tidak akan memiliki dampak terhadap pasokan minyak mentah. “Ada kesadaran bahwa minyak Iran tidak akan mengalir ke pasar dunia dalam waktu dekat,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Phil Flynn, seorang analis Price Futures Group, mengatakan masih ada banyak rintangan sampai sanksi-sanksi terhadap Iran dicabut. Langkah tersebut akan memerlukan negosiasi tambahan dengan Iran, serta izin dari pengawas senjata internasional dan semacam resolusi di DPR AS, di mana Partai Republik telah menolak keras perjanjian tersebut.

“Mungkin satu tahun di awal bahwa kita akan melihat bahwa minyak mentah Iran melanda pasar dan pada saat itu kelebihan pasokan minyak akan berkurang,” kata Flynn.

Kesepakatan Iran adalah “judul bearish untuk harga minyak,” kata sebuah catatan Morgan Stanley. “Namun demikian, penyelesaian rincian pada Juni akan sulit. Sekalipun sukses, sedikit minyak diperkirakan pada akhir tahun.”

Para analis mengatakan pasar minyak juga mendapat dukungan dari berita bahwa Arab Saudi menaikkan harga pengiriman minyak mentah ke Asia.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*