Investor Asing Ambil Untung, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan Akhir pekan, Jumat (15/5) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat tipis sebesar lima poin menjadi Rp 13.060 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.065 per dolar AS.  Mata uang rupiah bergerak menguat seiring dengan neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus pada periode April 2015. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang 19 poin menutup perdagangan. Tekanan jual investor asing membuat Indeks sulit bergerak ke atas.  Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG naik tipis 6,294 poin (0,12%) ke level 5.252,427.  

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2015 surplus 454,4 juta dolar AS. Secara kumulatif, neraca perdagangan sepanjang Januari-April mencatatkan surplus 2,77 miliar dolar AS, dengan nilai total ekspor 52,14 miliar dolar AS dan nilai impor 49,36 miliar dolar AS.  Sentimen neraca perdagangan Indonesia cukup membantu rupiah untuk bergerak stabil dengan kecenderungan menguat.  Laju mata uang rupiah itu bersifat jangka pendek karena ekonomi Indonesia masih dibayangi perlambatan. Terlebih, Amerika Serikat cukup optimistis bahwa ekonominya berada dalam jalur perbaikan.  Diharapkan, pemerintah lebih agresif dalam mengantisipasi perlambatan ekonomi sehingga rupiah tetap bergerak stabil.

Selain itu, pergerakan rupiah selanjutnya akan ditentukan oleh tiga data ekonomi Amerika Serikat yang akan dipublikasikan pada akhir pekan ini (Jumat, 15/5) waktu setempat.  Data yang akan dirilis Amerika Serikat yakni indeks manufaktur di kawasan New York untuk bulan Mei, data produksi industri bulan April dan data survei sentimen konsumen bulan Mei.  Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (15/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.090 dibandingkan hari sebelumnya (13/5) Rp 13.188.

Dari bursa saham, Indeks hanya sempat naik sampai ke level 5.264 sebelum jatuh ke zona merah. Aksi jual investor asing memberi tekanan cukup besar.  Mengakhiri perdagangan Sesi I, IHSG melemah 28,272 poin (0,54%) ke level 5.217,861 akibat tekanan jual dari investor asing. Saham-saham bank terkena koreksi paling dalam.  Tercatat investor domestik masih berburu saham setelah kemarin hari libur Kenaikan Isa Almasih.  Saham-saham bank kelas berat jadi sasaran aksi jual investor asing. Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (15/5), IHSG ditutup berkurang 19,037 poin (0,36%) ke level 5.227,096. Sementara Indeks LQ45 ditutup mundur 4,258 poin (0,47%) ke level 906,726.

Di sisi lain, dana asing belum berhenti mengalir keluar lantai bursa. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 147,286 miliar di seluruh pasar.  Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 238.154 kali dengan volume 5,46 miliar lembar saham senilai Rp 5,846 triliun. Sebanyak 147 saham naik, 147 turun, dan 84 saham stagnan.

Sejumlah bursa di Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan mixed rata-rata menguat. Hanya pasar saham China yang anjlok karena aksi ambil untung.  Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore hari ini:  Indeks Nikkei 225 menguat 162,68 poin (0,83%) ke level 19.732,92, Indeks Hang Seng melonjak 535,73 poin (1,96%) ke level 27.822,28, Indeks Komposit Shanghai anjlok 69,62 poin (1,59%) ke level 4.308,69, dan  Indeks Straits Times bertambah 6,93 poin (0,20%) ke level 3.462,71. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*