Investasi di Indonesia Kalah dengan Vietnam dan Filipina

Selasa, 15 Maret 2016 | 04:19 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tak ada pilihan lain untuk membuka investasi tanah air bagi asing. Menurutnya untuk menjadi maju, sebuah negara tak bisa lagi mengandalkan komoditas mentah seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.

“Kalau begini terus Vietnam akan datang mendahului,” ujar Darmin di Batam, Senin, 14 Maret 2016.

Pernyataan Darmin tersebut langsung disanggah oleh Menteri Perdagangan Thomas Lembong. Dia berucap saat ini Indonesia sudah cukup terpuruk di regional Asia Tenggara. “Terus terang saja, Vietnam sudah melewati kita,” kata Thom di tempat dan waktu yang sama.

Menurut Thomas, keberhasilan Vietnam dan Filipina ada pada saat harga komoditi sedang bagus-bagusnya beberapa tahun lalu. Saat itu, mereka putar otak untuk selamat dari kehancuran ekonomi dengan membuka investasi negaranya. Sedangkan Indonesia, ujar Thom, bisa dikatakan lengah karena dimanjakan tingginya harga minyak dan bahan metah.

Akibatnya, kata Thom, saat ini ekspor non migas kedua negara tersebut sudah melampaui Tanah Air. Jika Indonesia bisa Ekspor US$ 140 miliar, maka Vietnam sudah menembus lebih dari US& 150 miliar. Padahal, satu dekade terakhir, raihan ekspor Vietnam hanya sepertiga dari Indonesia.

“Kita tidak siap, saat harga komoditas hancur seperti saat ini,” katanya. Karena itu dia bersama Menteri Darmin sedang berfokus menarik investasi luar negeri untuk menunjang industri dalam negeri. Salah satunya dengan memperbanyak Kawasan Ekonomi Khusus.

“Di Filipina KEK ada 300, kita baru punya delapan,” ucapnya. Batam, kata Thom, merupakan wilayah potensial untuk dijadikan KEK. Karena itulah, dalam waktu dekat pemerintah memutuskan untuk mengubah sebagian wilayah Batam menjadi KEK, tanpa merusak skema Free Trade Zone yang ada selama ini.

ANDI IBNU


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*