Inilah Sentimen Negatif Bagi Wall Street

INILAHCOM, New York – Dengan banyaknya sentimen negatif berpotensi akan membebani bursa saham AS di Wall Street ke depan. Namun bisa saja ada peluang bagi investor.

Beberapa sentimen negatif tersebut antara lain kekhawatiran tentang geopolitik, jadwal laporan pendapatan mulai ramai dan kekhawatiran terbaru terhadap ekonomi global.

Investor juga menunggu data penjualan ritel dan indeks kepercayaan konsumen yang sedianya akan dirilis Jumat pekan lalu. Namun ditunda dengan bersamaan dengan Paskah. Dolar AS mengalami tekanan dengan potensi kenaikan suku bunga di bulan Juni. Tekanan terberat pada pekan lalu tentang krisis politik di Semenanjung Korea.

Menurut analis pasar dari MKM Partners, Jonatahan Krinksy, sentimen tersebut berpotensi menekan indeks S&P ke depan. Tetapi bisa memberikan peluang bagi investor.

Krinksy mencatata indeks S&P berada di level terendah dalam dua bulan terakhir di pekan lalu. Indeks saat ini siap untuk menguji posisi terndah bulan Maret di 2.320 dan bisa terjun ke 2.275.

Dia menyarankan untuk berhati-hati saja. Sebab ada indikasi pasar cenderung untuk bangkit dalam beberapa tahun terakhir. “Oleh karena itu mungkin kit aakan melihat flush cepat menunju 2.275 sebagai kesempatan buyable,” katanya seperti mengutip marketwatch.com.

Krinksy menjelaskan alasan investor harus bersiap untuk posisi beli. Hal ini mengacu pada volume perdagangan pada dasar harga. Pasar cenderung bergerak cepat melalui fase perdagangan dengan volume yang rendah. “Dengan volume kecil maka indeks berpotensi menembus 2.275.”

Secara keseluruhan bursa global masih ada yang belum aktif untuk memperingati hari Paskah. Data PDB di China yang tumbuh lebih cepat dari perkiraan dan tercepat sejak 2015 tidak mampu menghijaukan bursa Asia.

Pasar minyak mentah tertekan pada awal pekan ini dengan peningkatan jumlah rig AS. Dolar AS DXY turun 0,3 persen. Sementara emas masih bergerak terbatas.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*