Inilah ringkasan berita bursa saham hari ini

JAKARTA. Kami menyajikan sejumlah berita di halaman bursa saham Harian KONTAN edisi Rabu (7 Januari 2015), sebagai berikut.

Prospek Emiten Properti

Meski industri properti melambat di tahun 2014, kinerja saham sejumlah emiten properti cukup memuaskan sepanjang tahun politik tersebut. Enam saham properti yang masuk kelompok LQ45 mencatatkan rata-rata imbal hasil (return) sepanjang 2014 sebesar 55,75%.

Catatan paling memikat ditorehkan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Saham emiten ini membukukan return 94,87% selama tahun 2014. Posisi berikutnya adalah saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) sebesar 90,74% dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) sebesar 66,67%. Kemudian saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) sebesar 39,92%, PT Alam Sutera Realty (ASRI) sebesar 30,23% dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sebesar 12,09%.

Lantas, bagaimana prospek saham dan bisnis properti pada 2015? Sejumlah analis memprediksi, emiten properti akan melawati sejumlah rintangan di sepanjang tahun ini. Tantangan itu antara lain, potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) serta pelemahan nilai tukar rupiah.

Kenaikan BI rate akan memberikan tekanan ke bisnis properti. Hal ini lantaran pengembang properti masih bergantung pada kredit perbankan untuk membiayai modal dan operasional. Sementara, rencana kenaikan suku bunga The Fed membawa sentimen negatif.

Hans Kwee, Direktur Sarana Investa Mandiri, menilai, program pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menggenjot pembangunan infrastruktur tidak banyak mempengaruhi perkembangan saham emiten properti.Ini akibat masih tingginya suku bunga acuan. “Hal itu akan membuat bunga pinjaman perbankan semakin tinggi,” ujar dia.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Niat PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menjual saham China Minzhong Food Corporation (CMFC) menjadi sorotan analis saham. Sebab, transaksi ini mempengaruhi kantong INDF.

Salah satunya, hitungan Herman Koeswanto, Analis Mandiri Sekuritas, yang tersaji dalam risetnya.  Dia melihat, jangka pendek, INDF akan menikmati untung 7%-8% dari hasil penjualan CMFC. Tapi, pendapatan INDF akan berkurang 10%-11% pada tahun ini dan tahun depan usai transaksi ini.

Keuntungan jangka pendek tersebut setidaknya berasal dari  selisih harga beli dan harga jual. Maklum, INDF membeli CMFC di harga S$ 1,12 per saham. Sementara INDF menjual CMFC di harga S$ 1,2 per saham.

Sebagai gambaran, INDF akan melepas 347 juta saham atau 52,9% saham CMFC. Nilai transaksi ini sekitar S$ 416,4 juta atau setara Rp 3,9 triliun. Direktur INDF Werianty Setiawan mengungkapkan, divestasi ini membuat kepemilikan INDF di CMFC tergerus dari 82,88% menjadi 29,94% (Harian KONTAN, 2 Januari 2014).

PT United Tractors Tbk (UNTR)

PT United Tractors Tbk (UNTR) resmi memiliki lini bisnis konstruksi. Anak usahanya, PT Karya Supra Perkasa, menuntaskan pembelian 200 juta saham atau sekitar 40% saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST).

KSP membeli saham tersebut dari kedua pemegang saham ACST, PT Loka Cipta Kreasi dan PT Cross Plus Indonesia. UNTR akan menempatkan tiga perwakilan di dewan direksi ACST setelah proses akuisisi tuntas.

Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR, mengatakan, perusahaan ini mengambilalih saham tersebut melalui mekanisme crossing saham di pasar negosiasi pada Senin (5/1). Saham ACST dilego di harga Rp 3.250 per saham. Dengan begitu, UNTR merogoh kocek Rp 650 miliar untuk transaksi ini. “Dana akuisisi ini berasal dari kas internal,” ujar Sara kepada KONTAN, Selasa (6/1). Per September 2014 kas UNTR Rp 8,8 triliun.

Tuntas membeli 40% saham ACST, UNTR akan menambah 10,1% saham ACST agar menjadi pemegang saham pengendali.

Editor: Sandy Baskoro


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*