Inilah Kesepakatan Bersejarah OPEC dan Non-OPEC

INILAHCOM, vienna – OPEC dan negara non-OPEC mencapai kesepakatan pertama mereka sejak tahun 2001 untuk mengurangi produksi minyak mentah.

Tujuannya untuk mengatasi kemrosotan harga minyak mentah sejak dua tahun terakhir. Dengan kesepakatan ini berarti mengakhiri perdebatan sesama negara OPEC dan ketidakpercayaan terhadap kesediaan negara non-OPEC yaitu Rusia untuk mengambil peran.

Tugas berat berikutnya adalah mematuhi kuota produksi sesuai perjanjian. Demikian mengutip finance.yahoo.com.

Pada hari Sabtu (10/12/2016), produsen dari luar kelompok 13-negara atau non-OPEC sepakat untuk mengurangi output dengan 558.000 barel per hari. Awalnya ditargetkan mengurangi produksi minyak mentah 600.000 barel per hari. Tetapi kesepakatan itu sudah memberikan kontribusi terbesar yang pernah menjadi kontribusi non-OPEC.

OPEC memiliki sejarah panjang kecurangan dalam kuota produksi. Faktanya, Nigeria dan Libya dibebaskan dari kesepakatan karena produksinya telah banyak menurun dengan adanya perang saudara. Untuk itu kesepakatan ini lebih menekan Arab Saudi untuk mengurangi produksi minyak sesuai kesepakatan.

“Perjanjian ini mempererat kerja sama kita untuk jangka panjang,” kata Menteri Energi Saudi, Khalid alk-Falih usai pertemuan yang menurunya sebagai bersejarah tersebut.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan dalam konferensi pers yang sama: “deal hari ini akan mempercepat stabilisasi pasar minyak, mengurangi volatilitas, menarik investasi baru.”

Pekan lalu, OPEC sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai 1 Januari. Kesepakatan ini dimotori eksportir besar, Arab Saudi yang menjanjikan untuk memotong sebanyak 486.000 barel per hari. Falih mengatakan Riyadh mungkin memotong lebih dalam, katanya menambahkan pada kesempatan Sabtu kemarin.

Rusia akan memotong 300.000 bph, kata Novak. Dia menambahkan hal itu akan dilakukan secara bertahap dan pada akhir Maret Rusia akan memproduksi 200.000 barel per hari kurang dari tingkat Oktober 2016 sebesar 11.247.000 barel per hari – Rusia perkiraan produksi tertinggi selama ini.

“Produksi Rusia akan turun ke 10.947.000 barel per hari setelah enam bulan,” kata Novak.

Sementara menurut pengamat veteran OPEC  dan pendiri konsultan Pira Energi, Gary Ross kepatuhan para produsen minyak mentah hanya di awal saja.   “Mereka semua menikmati harga yang lebih tinggi dan kepatuhan cenderung untuk menjadi baik pada tahap awal. Tapi kemudian karena harga terus meningkat, kepatuhan akan mengikis,” katanya.

Sementara analis dari Energy Aspects, Amrita Sen mengatakan kesepakatan ini memiliki kekuatan lebih dari pada sesama OPEC sendiri. “Dibandingkan dengan dua bulan lalu ketika prospek kesepakatan yang memudar dengan cepat, ini adalah perubahan besar Skeptis akan berdebat tentang kepatuhan tetapi simbolisme itu sendiri tidak dapat dimengerti.”

Ross menambahkan bahwa OPEC akan menargetkan harga minyak US$60 per barel sebagai sesuatu di atas yang bisa mendorong produksi saingan mereka.
 
Dua Tahun Merosot
Dalam dua tahun terakhir, harga minyak mentah berada di setelah dari harga normal. Pemicunya karena Arab Saudi menaikkan produksi secara siginifikan. Hal ini medorong produsen dengan biaya lebih tinggi seperti perusahaan dari AS, keluar dari pasar.

Dengan melemahnya harga minyak di bawah US$50 per barel bahkan sampai di bawah US$30 per barel telah mengurangi pertumbuhan produksi dari perusahaan AS. Harga tertinggi pada pertengahan 2014 mencapai US$115 per barel.

Peningkatnya produksi dari Saudi karena ingin menikmati harga yang tinggi. Namun penambahan produksi memicu kejatuhan harga minyak karena kelebihan pasokan. Hal ini malah memberatkan negara yang sangat menggantungkan pendapatan ekonominya dari minyak mentah seperti Saudi dan Rusia. Hal ini mendorong dua negara untuk menggalang kerja sama mengurangi produksi kali pertama dalam 15 tahun terakhir.

Pada pertemuan di Doha di bulan April, kesepakatan mengurangi produksi tidak berjalan. Novak mengatakan pembicaraaan antara OPEC dan non-OPEC telah diselamatkan setelah Saudi berganti mengteri dari Ali al-Naimi ke Falih yang dikenal memiliki pemikiran segar dan ide cemerlang.

Sementara pada pertemuan Sabtu kemarin, negara non-OPEC yang menyampaikan komitmen seperti Azerbaijan, Bahrain, Bolivia, Brunei, Equatorial Guinea, Kazakhstan, Malaysia, Meksiko, Oman, Sudan dan Sudan Selatan.

Novak mengatakan OPEC dan non-OPEC negara pada pertemuan tersebut yang bertanggung jawab atas 55 persen dari output global. Pengurangan bersama mereka dari sekitar 1,8 juta barel per hari akan mencapai sekitar 2 persen dari pasokan minyak global.

Banyak negara-negara non-OPEC seperti Meksiko dan Azerbaijan menghadapi penurunan alami dalam produksi minyak dan beberapa analis menyatakan keraguan mereka menurun harus dihitung sebagai pemotongan.

Oman mengatakan akan memangkas produksi sebesar 45.000 barel per hari. Sedangkan Kazakhstan mengatakan akan mencoba untuk mengurangi 20.000 barel per hari tahun depan.

“Sementara banyak negara-negara yang meresmikan penurunan alami, pemotongan oleh Rusia, Kazakhstan dan Oman adalah nyata. Rusia dan Kazakhstan yang di antara mereka diharapkan dapat menambah 400.000 barel per hari produksi tahun depan,” kata Sen dari Energy Aspect dalam analisanya.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*