INILAHCOM, New York – Miliarder kawakan, George Soros memprediksi reli pasar saham setelah kemenangan Donald Trump dalam pilpres AS akan memudar dengan mulainya Trump berkantor di Gedung Putih.
Menurut Soros investor segera menghadapi ketidakpastian baru dengan kebijakan yang dilakukan pemerintahan baru tersebut. “Sekarang adalah puncak ketidakpastian. Dan sebenarnya ketidakpastian adalah musuh dari investasi jangka panjang. Jadi saya tidak berpikir pasar akan melakukannya dengan sangat baik,” kata Soros seperti mengutip marketwatch.com.
Pernyataan tersebut diungkapkan Soros dalam pertemuan tahunan ekonomi dunia di Davos Swiss, Kamis (19/1/2017) kemarin. Ini bukan pertama kalinya investor miliarder sekelas Soros berseberanan dengan Trump. Soros bahkan telah mengatakan presiden dari Partai Republik tersebut sebagai calon diktator.
Sikap Soros tersebut diduga karena dia telah mengalami kerugian sejak November lalu. The Wall Street Journal mengungkapkan secara pribadi Soros telah kehilangan dana hampir US$1 miliar saat reli tajam bursa saham setelah kemenangan Trump pada pilpres 8 November lalu.
kerugian tersebut untuk portofolio yang dikelola perusahaannya, Soros Fund Management. Perusahaan ini disebut-sebut mengelola sekitar US$30 miliar milik keluarga Soros.
Namun saat ini, reli panjang sejak November tersebut telah berhanti. Indeks S&P 500 tercatat turun 0,3 persen. Indeks ini telah reli panjang sekitar 6 persen sejak 8 November lalu. Reli ini seperti halya yang terjadi saat Bill Clinton terpilih lagi pada tahun 1996.
Soros menilai, kenaikan panjang sejak 8 November tersebut seiring munculnya ekspektasi terhadap Trump tentang rencana deregulasi terhadap aturan yang ada dan pemangkasan pajak. Tetapi ke depan pasar akan menghadapi ketidakpasstian ke depan. Setbab Trump harus beadu argumentasi dengan Kongres. “And akan melihat berbagai instansi akan berseberangan satu sama lain, yang mengharang terhadap hasil yang tidak terduga,” jelasnya.
—
Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal
Speak Your Mind