Inilah Isu Wall Street Pekan Depan

INILAHCOM, New York – Bursa saham AS akan memiliki banyak tekanan di pekan depan atau pekan ketiga bulan Mei ini. Investor akan menjaga permainan sebelum menentukan langkah baru ke depan.

Dana investor saham telah tergerus senilai US$44 miliar selama lima pekan terakhir. Ini peristiwa terbesar sejak Agustus tahun lalu. “Pasar terlihat lebih baik daripada yang mereka rasakan,” demikian analisa Bank of Amerika Merrill Lynch seperti mengutip marketwatch.com, minggu (15/5/2016).

Wall Street selama sepekan yang berakhir Jumat (13/5/2016) mencatat indeks S&P turun 0,8% ke 2,045,49 sebagai penutupan terendah sejak 11 April 2016. Untuk indeks Dow Jines tergerus hingga 1,05%ke 17,535,32. Indeks Nasdaq melemah 0,4% ke 4.717,68. Bahkan Dow mengalami pelemahan selama sepekan kemarin. Demikian juga dengan indeks Nasdaq yang mencatat sebagai kerugian untuk pekan keempat.

Berikut ini adalah beberapa isu yang berpotensi mempengaruhi pergerakan pasar saham AS pada pekan ketiga bulan ini:

Laporan Pendapatan
Untuk anggota S&P ada sekitar 90% perusahaan akan memberikan laporan kinerja untuk kuartal pertama tahun 2016. Namun sebanyak 71% berpotensi lebih baik dari perkiraan. Untuk kuartal pertama 2016 akan berpotensi membeberkan kerugian hingga 7,1% Kuartal pertama menandai indeks akan tertekan selama empat kuartal berturut-turut sejak kuartal keempat 2008 menuju kuartal ketiga 2009.

Data Ekonomi
data ini menjadi cerminan indikator ekonomi dalam tekanan berat. Investor akan mencermati data indeks harga konsumen dan data CPI untuk bulan April 2016 pada hari Selasa. Ekonom sudah memberikan sinyal percepatan inflasi akan menjadi pertanda kenaikan suku bunga Fed segera menjadi kenyataan.

Data lain yang dirilis hari Selasan pekan depan adalah data produksi dan kapasitas industri untuk bulan April. Data ini akan menjadi ukuran kesehatan sektor manufaktur. Untuk data pengangguran akan dirilis pada hari Kamis.

Sikap The Fed
Investor telah mendengar beberapa pejabat Fed yang menyarankan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga jika berharap terus tumbuh secara stabil. Data FOMC bulan April akan dirilis pada Rabu sore berpotensi belum sejalan dengan hasil pertemuan Dovish. Dalam beberapa pekan terakhir beberapa peserta FOMC memberikan komentar yang mencerminkan kebijakan yang fleksibel. “The Fed berharap pertumbuhan produksi akan kembali meningkat pada kuartal pertama tahun ini,” kata kepala ekonom Deutsche Bank di AS, Joseph La Vorgna.

Minyak Mentah
Penguatan dan pelemahan harga minyak mentah di pasar global merupakan sebuah anugerah dan kutukan bagi AS tergantung analisa pada ekonom. Dengan fungsinya sebagai komoditas utama, maka pasar saham juga akan memperhatikan pergerakan harga minyak.

Dalam jangka pendek, minyak akan mendapat sentimen positif dari terganggunya produksi di Kanda dan Nigeria yang mempengaruhi pasokan ke pasar global.

Dolar AS
Pergerakan indeks dolar AS DXY yang naik 0,4% terhadap mata uang utama untuk perdagangan Jumat dan naik 0,8% untuk pekan kemarin. Bank of America Merrill Lynch pada bulan lalu sudah meramalkan pasar uang akan membawa dolar AS melanjutkan penguatan.

Namun dampaknya, para investor menilai dengan naiknya dolar AS maka akan membuat harga barang-barang AS yang dipasarkan di luar negeri Aakan mahal . Hal ini akan menekan kinerja perusahaan AS yang berorientasi ekspor.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*