Ini yang Bikin Investor Asing Panik: UU Pilkada dan Pimpinan DPR Baru

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jatuh, dan membuat dolar tembus Rp 12.000. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terjun bebas di bawah 5.000.

Ekonom Senior Standar Chartered Bank, Fauzi Ichsan berpendapat, kondisi ini akibat situasi politik Indonesia yang masih ‘panas’. Suhu politik ini membuat investor panik, dan melarikan aliran dananya ke luar negeri.

“Memang pada dasarnya sejak Undang-Undang Pilkada ditetapkan dan proses pemilihan DPR, investor itu panik,” ungkap Fauzi saat berdiskusi di Restoran Jambal Roti, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2014).

Informasi itu bahkan dikatakan langsung oleh seorang miliarder asal London kepada Fauzi. Keadaan politik yang terus memanas terutama antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) direspons negatif oleh pasar saham.

Apalagi ditambahkan Fauzi, dengan mayoritas KMP ada di dalam parlemen DPR dan MPR bisa saja mengganjal program kerja Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi).

“Salah satu investor dari London langsung yang mengelola dana US$ 750 miliar mengontak saya. Partai Jokowi hanya menguasai separuh parlemen. Di situlah investor juga mulai panik. Dengan dominasi KMP di DPR dikhawatirkan program Jokowi 5 tahun ke depan diganjal. Lalu KMP akan memakjulkan Jokowi dalam waktu 2 tahun ke depan,” paparnya.

Padahal menurut Fauzi, Indonesia adalah salah satu tempat yang propektif sebagai ladang investasi baru, di tengah tidak stabilnya perpolitikan di negara lain seperti Brasil, Uni Eropa (khususnya Rusia dan Ukraina), Afrika Selatan, dan Turki.

“Sejak awal tahun ini ada krisis Ukraina, krisis Turki, Brasil, Afrika banyak aliran modal yang keluar ke negara yang dianggap prospek yaitu India dan Indonesia,” sebutnya.

(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*