Ini Resiko Yang Diterima AS dan Sekutu Jika Menghukum Rusia

Ini Resiko Yang Diterima AS dan Sekutu Jika Menghukum Rusia

Di balik tekanan negara Barat termasuk Uni Eropa yang terus mengancam Rusia dengan cara memberikan sanksi ekonomi bila jadi menyerang Ukraina. Tampaknya negara-negara tersebut harus berpikir dua kali sebelum memberikan sanksi.

Penyebabnya adalah karena Rusia memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan Inggris dan negara Eropa lainnya, sehingga setiap perdagangan dan sanksi keuangan cenderung akan merugikan kedua belah pihak.

Saat ini, mitra dagang terbesar Rusia di Eropa adalah Uni Eropa yang menguasai hampir 41 persen dari semua perdagangan. Perdagangan antara kedua belah pihak bahkan sudah mencapai rekor pada tahun 2012.

Sementara ekspor Uni Eropa ke Rusia didominasi oleh produk mesin, peralatan transportasi, bahan kimia, obat-obatan, dan produk-produk pertanian. Impor ke Uni Eropa dari Rusia didominasi oleh minyak mentah dan gas. Menurut Energy Information Administration (EIA), negara-negara Eropa mengimpor 84 persen ekspor minyak Rusia, dan 76 persen dari produk gas alam.

Jerman merupakan importir tunggal terbesar minyak dan gas Rusia, sementara Inggris membeli sekitar 6 persen gas dari Rusia. Selain itu, AS juga menjadi mitra dagang penting bagi Rusia. Pada tahun 2013, nilai impor AS dari Rusia sebesar USD 26,9 miliar, AS bahkan juga menjadi importir 5 persen minyak dari Rusia.

Rusia saat ini juga berada di peringkat ke-14 dalam daftar mitra dagang utama Inggris. Tercatat, Inggris lebih banyak mengimpor barang dari Rusia daripada ekspor, antara 2001-11, impor barang dan jasa Inggris dari Rusia meningkat lebih dari 270 persen, sementara ekspor Inggris ke Rusia meningkat sebesar 430 persen.

Pada tahun 2013, Rusia adalah tujuan ekspor terbesar kedua Inggris, di luar Uni Eropa. Inggris juga memasok layanan bisnis dan keuangan, senilai hampir GBP 1,7 miliar pada tahun 2011.

Menurut UNCTAD, Rusia adalah negara investor terbesar ke-8 pada tahun 2012. Nilai investasi Rusia pun juga tidak bisa dianggap remeh, di mana Inggris juga mendapatkan manfaat dari investasi Rusia. Tercatat investasi Rusia di Inggris pada tahun 2011 sebesar USD 11 milyar, bahkan investasi Rusia di Siprus mencapai USD 122 miliar.

Inggris juga memiliki investasi di Rusia dalam melalui BP oil. Perusahaan ini memiliki saham hampir 20 persen di produsen minyak terbesar Rusia, Rosneft yang pada gilirannya bisa menghasilkan keuntungan bagi perusahaan milik Inggris.

Perusahaan Inggris juga telah didorong untuk mencari peluang perdagangan baru dengan Rusia. Menurut sebuah laporan, lebih dari 600 perusahaan Inggris saat ini sudah beroperasi di Rusia. Pada bulan Januari 2014, UK Trade and Investment mengumumkan untuk memperluas investasinya di perusahaan-perusahaan Rusia.

Jadi, dengan segala resiko besar yang ada, apa AS dan Uni Eropa akan tetap memberikan sanksi ekonomi pada Rusia ? Kita lihat saja kelanjutannya.

(Rizki Abadi/Journalist Vibiznews)

Editor : Jul Allens

Pic : baltimoresun.com


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*