Antara/Yusuf Nugroho
Pedagang membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3). (Antara/Yusuf Nugroho)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyebutkan ada dua faktor utama di pasar valuta asing yang membuat rupiah tertekan. Pertama, suku bunga AS yang akan segera naik, dan kedua devaluasi mata uang Cina, yuan.
Menurut Mirza, selama suku bunga AS belum naik, maka akan terus dijadikan topik bagi currency trider. “Kedua, kemaren market terkejut dengan kebijakan depresiasinya mata uang yuan,” ujarnya, di Jakarta, Jumat, (14/8).
Meski begitu, ia menjelaskan, Bank Sentral Cina sudah mengatakan kepada pasar, agar tak berasumsi yuan akan terus didepresiasi. Mirza menambahkan, Bank Sentral Cina juga akan masuk ke pasar untuk melakukan intervensi membeli yuan.
“Hal itu untuk memberikan pesan pada pasar bahwa yuan akan terdepresiasi terus merupakan suatu ekspektasi tidak benar,” jelas Mirza. Ia menambahkan, kedua isu tersebut membuat currency di regional masih lemah.
Reporter : Iit Septyaningsih |
Redaktur : Ichsan Emrald Alamsyah |
Tahukah engkau apa yang menghancurkan Islam?” Ia (Ziyad) berkata, aku menjawab, “Tidak tahu.” Umar bin Khattab RA berkata, “Yang menghancurkan Islam adalah penyimpangan orang berilmu, bantahan orang munafik terhadap Alquran, dan hukum (keputusan) para pemimpin yang menyesatkan.”(Riwayat Ad-Darimi, dan berkata Syaikh Husain Asad: isnadnya shahih))
—
Distribusi: Republika Online RSS Feed
Speak Your Mind