Ini Penyebab Pelemahan Rupiah Versi BI

Jakarta -Bank Indonesia (BI) mencatat selama Mei 2014 nilai tukar rupiah mengalami depresiasi. Salah satu penyebabnya adalah perilaku investor yang cenderung menunggu perkembangan hasil pemilihan presiden (pilpres).

Demikian dikemukakan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (12/6/2014). “Secara rata-rata, nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,81% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 11.532 per dolar AS,” katanya.

Tirta menyebutkan ada 2 faktor yang menyebabkan nilai tukar rupiah melemah. Pertama adalah tingginya kebutuhan valas, terutama oleh korporasi.

“Permintaan valas korporasi naik untuk kebutuhan pembayaran utang luar negeri, pembayaran dividen, repatriasi, dan kupon,” ucap Tirta.

Faktor kedua, lanjut Tirta, datang dari dinamika politik. “Pelaku pasar menunggu hasil pilpres 9 Juli mendatang,” ujarnya.

Meski demikian, Tirta menyatakan bahwa BI menilai tekanan yang dialami rupiah tidak terlalu dalam. Ini karena pelemahan masih bisa tertahan oleh masuknya aliran modal asing.

“Arus modal terus membaik, seiring proyeksi perekonomian domestik. Pada Mei, aliran modal asing dalam bentuk portofolio mencapai US$ 11,04 miliar,” paparnya.

Dengan dukungan aliran modal asing yang masih deras, cadangan devisa Indonesia pun meningkat. “Pada akhir Mei, cadangan devisa Indonesia adalah US$ 107 miliar, yang cukup untuk 6,2 bulan impor dan 6 bulan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” tutur Tirta.

(hds/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*