INILAHCOM, Jakarta – Ekonomi yang masih belum stabil, menyebabkan calon emiten menunda pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini. Tidaklah mengherankan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memangkas target IPO menjadi 22 emiten dari 32 emiten.
Analis pasar modal Guntur Triharianto mengatakan, dampak situasi pasar yang bergejolak tidak memungkinkan meraup dana segar sesuai ekspektasi.
“Sehubungan dengan kondisi yang sedang memburuk dan juga kondisi pasar yang semakin dalam pelemahannya, ada kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut akan memikirkan kembali waktu dilakukannya IPO atau dalam kata lain bisa jadi akan ada penundaan,” kata dia di Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Ia bilang kondisi saat ini mencerminkan likuiditas di pasar yang semakin sulit dan juga sentimen negatif yang semakin banyak, oleh karenanya cost of fund yang diminta investor akan terjadi kenaikan.
Menurut dia, calon emiten dengan kondisi seperti ini diperkirakan harus melepas saham lebih banyak untuk menjaring target pendaan. Tentunya dampak ke pemegang saham awal, akan banyak terdilusi. “Sehingga dapat menyebabkan target pencapaian dana tidak terealisasi, atau calon emiten harus melepas saham lebih banyak untuk mencapainya,” katanya.
Selain itu, lanjut dia kondisi tersebut juga berdampak pada menguatnya mata uang Dollar AS terhadap berbagai mata uang lainnya, juga terhadap Rupiah, hingga membawa nilai tukar Rupiah semakin dalam pelemahannya. [jin]
—
Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal
Speak Your Mind