Ini Kata Menteri Kordinator Perekonomian Soal Pelemahan Rupiah

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) yang mencapai hampir Rp 13 ribu per USD, adalah karena faktor eksternal kata Menteri Kordinator Perekonomian, Sofyan Djalil. Kata dia hampir seluruh mata uang di dunia juga mengalami pelemahan terhadap USD.

Kepada wartawan di kantor Wapres, Jakarta Pusat, Rabu (25/2/2015), Sofyan mengatakan Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan negara-negara lain. Ia mencontohkan Yen Jepang yang depresiasinya mencapai sekitar 30 persen.

“Secara umum rupiah it’s OK dibandingkan mata uang yang lain,” katanya.

Kejadian kali ini kata dia tidak bisa dibandingkan dengan kasus krisis moneter 1998. Pada saat itu nilai tukar rupiah dari sekitar Rp 2.500 per USD naik hingga sekitar Rp 13 ribu per USD.

Ia mengingatkan anggaran tahun lalu untuk rupiah adalah sekitar Rp 11 ribu – 11.500, dan naik menjadi sekitar Rp.12.500. Ia mengklaim pelemahannya hanya beberapa persen.

“Masyarakat perlu tahu, kondisi sekarang rupiah itu mencerminkan ini bagus untuk segi ekspor kita, dengan rupiah melemah maka ekspor kita akan menjadi lebih kompetitif impor kurang kompetitif,” ujarnya.

Karena pelemahan rupiah adalah faktor eksternal, kata Sofyan pemerintah hanya bisa berusaha dengan membenahi permasalahan dalam negeri. Dalam jangka pendek hal itu bisa dilakukan dengan pembenahan birokrasi, memudahkan investasi dan regulasi.

“yang tidak produktif kita hilangkan kita perbaiki sistem regulasinya, birokrasinya. Jangka menengah tentu kita memperkuat ekspor, jangka panjang tentu kita perbaiki infrastruktur,” kata Sofyan.

Selain itu pemerintah juga harus menjaga inflasi agar tidak terlalu tinggi. Menurutnya hal itu sudah dilakukan dengan baik, namun pada kenyataannya ekonomi AS semakin kuat. (Tribunnews/Nurmulia Rekso Purnomo)


Distribusi: Tribun Jogja

Speak Your Mind

*

*