Ini Kata Mantan Gubernur BI Soal Gejolak Rupiah vs Dolar AS

Jakarta -Saat pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) rupiah sempat perkasa dan menekan dolar AS ke Rp 11.000-an. Namun tak lama rupiah melemah dan kembali ke angka Rp 12.000-an. Kenapa?

“Rupiah itu ada dua hal yang mempengaruhinya, pertama sentimen pasar kedua karena fundamental ekonomi Indonesia,” kata mantan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah ditemui di Wisma Intra Asia, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2014).

Menurutnya, faktor sentimen pasar tidak akan bertahan lama, hitungannya satu-dua hari paling lama seminggu.

“Sentimen pasar pengaruhnya bisa karena berita yang baik sehigga dia menguat bisa karena berita jelek rupiahnya melemah, tapi biasanya ini tidak bertahan lama, hanya satu dua hari paling lama seminggu,” kata Burhanuddin.

Sementara faktor kedua yakni faktor fundamental ekonomi Indonesia yakni dilihat dari angka ekspor, current account, stuktur APBN, beban subsidi terutama subsidi BBM.

“Sekuat apapun pamor Jokowi-JK, sehebat apapun dia, tapi kalau fundamental ekonomi kita seperti ini, ya rupiah tetap kembali ke habitatnya (Rp 12.000-an),” tutupnya.

(drk/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*