Mata uang India, Rupee, yang selama beberapa hari terakhir terus menguat secara substansial di belakang rekor investasi asing dalam hal ekuitas dan penurunan drastis defisit transaksi, kemungkinan tidak akan berjalan lama.
Rupee sendiri terus menunjukkan penguatan, menyusul penyusutan drastis di tahun lalu. Terkait dengan penurunan di tahun 2013, Reserve Bank of India langsung melaksanakan langkah-langkah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan oleh pemerintah.
Namun faktor-faktor makro ekonomi global dan domestik, dikatakan dapat menjadi penghambat dalam upaya mata uang Rupee untuk terus meningkat dari level yang ada saat ini. Tercatat, ada lima faktor yang mungkin bisa menghambat pertumbuhan Rupee :
1. Kekhawatiran perlambatan pertumbuhan; pertumbuhan ekonomi India telah melambat hingga di bawah angka 5 persen dan banyak ekonom berpendapat bahwa perekonomian akan mengalami fase yang pemulihan yang lambat.
2. Kuatnya permintaan dolar; permintaan yang lebih tinggi untuk dolar dari para importir dan kenaikan payrolls data yang kuat di AS juga akan menahan laju kenaikan rupee dalam waktu dekat
3. Pengurangan stimulus The Fed; Kekhawatiran atas pengurangan pembelian aset bulanan oleh Federal Reserve AS juga akan memeriksa rupee untuk berhenti tumbuh.
4. Tergantungnya India hanya pada dana investasi asing(FII); penguatan rupee dalam beberapa hari terakhir disebabkan kuatnya pembelian ekuitas oleh investor luar negeri.
Selama ini mata uang Rupee hanya bereaksi terhadap arus masuk FII yang kuat. Investor luar negeri sudah berinvestasi lebih dari Rs 3.000 crore di pasar saham India dalam seminggu terakhir dan minggu lalu India memiliki arus FII ekuitas yang sangat kuat.
5. Cadangan Forex; Bankir juga melihat Reserve Bank India sudah membeli dolar dari pasar untuk mengisi cadangan forex. Cadangan devisa India meningkat USD 954,6 juta menjadi USD 294,36 miliar dari nilai cadangan emas.
Rizki Abadi/Journalist Vibiznews
Editor : Jul Allens
Pic : asianews
—
Distribusi: Vibiznews
Speak Your Mind