Ini Alasan Dolar AS Melejit ke Posisi Setara Krismon 1998

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) hari ini kembali menunjukkan taringnya. Rupiah pun dibikin keok.

Dolar AS mencapai titik tertingginya hari ini di Rp 13.298 alias nyaris Rp 13.300. Hingga pukul 15.25 WIB, dolar AS berada di kisaran Rp 13.280.

Analis Pasar Uang Bang Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan, pelemahan rupiah ini lebih disebabkan karena data-data ekonomi Indonesia yang dirilis tidak memuaskan alias memburuk, angka inflasi naik. Sementara ekonomi AS terus membaik.

“Memang dolar AS masih akan terus menguat, trennya memang begitu, data-data AS terus menunjukkan penguatan, perbaikan, sementara data-data ekonomi Indonesia tidak memuaskan, memburuk, inflasi naik,” kata dia kepada detikFinance, Kamis (4/6/2015).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada inflasi 0,50% di Mei 2015 dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan inflasi tahun kalender atau sejak awal 2015 ini mencapai 0,42% dan secara year on year (yoy) adalah 7,15%.

Angka inflasi ini merupakan tertinggi sejak 2009 atau enam tahun terakhir. Pada 2008, inflasi dilaporkan mencapai 1,41%.

Selain itu, Rully menjelaskan, pelemahan rupiah juga didorong oleh pelemahan mata uang euro yang disebabkan oleh krisis Yunani. Ini membuat dolar AS terus perkasa.

Dolar AS ini, kata Rully, akan terus menguat selama masih ada ketidakpastian rencana kenaikan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan tingkat suku bunganya.

“Jadi penguatan dolar AS akan terus berlanjut, sampai kapan? Ya sampai tidak ada lagi ketidakpastian soal The Fed. Sentimen positif dari domestik belum ada,” jelas dia.

Rully menyebutkan, posisi dolar AS akan berada di level Rp 13.200-Rp 13.500 hingga suku bunga AS dinaikkan.

(ang/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*