Inflasi Moderat, Rupiah Anteng

Inflasi Moderat, Rupiah Anteng

INILAH.COM, Jakarta – Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (3/2/2014) diprediksi menguat terbatas. Inflasi diprediksi moderat sehingga rupiah anteng.

Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, pada Senin ini akan dirilis data neraca perdagangan, ekspor impor, dan inflasi Januari 2014 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Inflasi Januari diprediksi 1% (month on month) dan 8,38% (year on year). Angka tersebut naik dibandingkan bulan sebelumnya di level 0,55% (month on month) sedangkan year on yearnya tetap di 8,38%. Hanya saja, Ariston menilai, kenaikan inflasi hingga 1% sebenarnya masih moderat.

“Karena itu, kemungkinan Senin ini, laju rupiah tidak akan jauh dari kisaran resistance 12.280 dan batas bawahnya di level 12.120-12.130 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Sementara itu, lanjut dia, neraca perdagangan diprediksi surplus sebesar US$0,55 miliar. Pertumbuhan ekspor diprediksi sebesar 1,8% dan pertumbuhan impor -3,6%.

Lebih jauh dia menjelaskan, jika inflasi di atas 1% akan memberikan kekhawatiran bagi bank sentral untuk melihat apakah diperlukan kenaikan suku bunga (BI rate) kembali atau tidak.

“Hanya saja, jika melihat gerakan rupiah terhadap kebijakan tapering The Fed yang tidak terlalu heboh, kemungkin bank sentral tidak akan mengubah BI rate dari level saat ini 7,5%. BI kemungkinan akan coba menahan suku bunga di level ini,” papar dia.

Apalagi, Ariston menegaskan, data-data ekonomi juga tidak terlalu negatif. Pasar melihat fundamental ekonomi Indonesia masih moderat. “Karena itu, rupiah Senin ini bisa sideways cenderung menguat terbatas dibandingkan akhir pekan lalu,” tuturnya.

Sebab, kata dia, kekhawatiran pasar atas emerging market dan tapering Fed sudah sedikit mereda. “Pasar sudah mendiskon semua itu,” timpalnya.

Belum lagi, lanjut Ariston, kalau melihat volatilitasnya, sebenarnya sudah tidak ada lagi pada pergerakan rupiah. Kisaran pergerakan rupiah sudah mulai stabil, dalam sehari bergerak dalam 100-200 poin. “Tidak terlalu besar seperti saat isu tapering pertama kali muncul ke pasar,” ungkap dia.

Karena itu, dia menegaskan, dorongan untuk melemah pun tidak terlalu besar seperti yang terjadi jelang akhir 2013. “Rupiah bisa saja anteng di kisaran 12.070 hingga 12.240 per dolar AS,” ucapnya.

Tahun ini level terkuat rupiah bertenger di 12.078 dan dua hari lalu mencapai level terlemah di 12.260. “Sekarang level terlemahnya di 12.240 per dolar AS,” imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (30/1/2014) ditutup melemah 45 poin (0,37%) ke posisi 12.205/12.215. [jin]


Sumber: http://www.inilah.com/rss/feed/pasarmodal/

Speak Your Mind

*

*