Inflasi China Melaju, Inilah Maknanya

INILAHCOM, Beijing – Laju inflasi China bulan Septemberlebih dari yang diperkirakan. Tren ini merupakan sinyal mengejutkan bagi konsumen dan produsen.

Harga konsumen naik 1,9 persen secara year on year bulan September. Sedangkan harga produsen kengejutkan naik 0,1 persen sebagai kenaikan pertama sejak 2012.

Untuk indeks harga konsumen (CPI) telah diperkirakan naik 1,6 persen dan indeks harga produsen (PPI) diasumsikan tergelincir 0,3 persen. Pada bulan Agustus, harga konsumen nail lebih rendah dari perkiraan 1,3 persen. Sementara harga produsen turun 0,8 persen.

Data inflasi tersebut mencerminkan dampak dari transisi dari ekonomi berbasis manufaktur ke ekonomi berbasis konsumsi. Harga produsen mengalami deflasi yang melambat dalam beberapa bulan terakhir. Sebab harga komoditas telah menguat dari posisi terendahnya. Pemulihan menjadi sinyal meningkatnya profitabilitas perusahaan.

“PPI sebenarnya telah meningkat selama beberapa waktu terakhir, kali ini ternyata positif,” kata Alex Wong, Direktur aset managemen di Ample Capital, seperti mengutip cnbc.com.

“Hal itu menunjukkan konsolidasi kapasitas yang telah mengalami beberapa kemajuan. Jadi saya pikir akan membantu setidaknya untuk sektor manufaktur.”

Dolar Australia menguat setelah data tersebut ke US$0,7603 terhadap dolar Australia. China merupakan tujuan utama ekspor Australia.

Sementara bursa Asia masih bergerak variatif di akhir pekan ini. Indeks bergerak dengan sentimen data kenaikan harga di China ini dan potensi kenaikan suku bunga di akhir tahun.

Indeks Nikkei naik 0,4 persen, indeks ASX turun 0,03%, indeks Shanghai turun 0,1 persen, indeks Kospi naik 0,5 persen.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*