Inflasi atau Pertumbuhan Ekonomi, Anomali Bank Sentral Demi Ketenangan Pasar Emas

Inflasi atau Pertumbuhan Ekonomi, Anomali Bank Sentral Demi Ketenangan Pasar Emas

Financeroll – Pasca bank sentral AS, the Federal Reserve yang telah mengurangi pengucuran program pencetakan uang baru untuk membeli surat surat hutangnya kembali, dari $ 85 milyar menjadi $ 75 milyar perbulan, membuat harga emas di persimpangan jalan.

Banyak institusi atau lembaga lembaga keuangan yang memberi pandangan harga emas akan jatuh dibawah level $ 1200/troyounce, dan bahkan ada pula yang tetap berani menargetkan harga emas di masa mendatang di atas level $ 1300/trz.

Seperti kita ketahui kondisi pengurangan program stimulus yang dilakukan the Fed adalah sebagai bagian dari janji dari bank sentral AS tersebut dalam program QE akan dikurangi bila kondisi perbaikan tenaga kerjanya berjalan sesuai dengan yang diharapkannya. Atau bisa meminjam sementara istilah kondisi tenaga kerja yang baik tentu akan membuat pencerahan kondisi pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi.

Bank sentral utama dunia sekarang memang sedang terjebak dengan pilihan pilihan yang berat dilangkahkan dimana di satu sisi pertumbuhan ekonomi berlahan lahan sudah memulai menampakkan laju tumbuhnya, tetapi kondisi inflasi atau kenaikan harga tetap berjalan ditempat, sehingga harga emas pun kalau kita lihat masih bertahan di kondisi yang tidak bergejolak.

Dalam ilustrasi sejenak berdasar teori ekonomi, kondisi kenaikan suku bunga dilihat oleh bank sentral sebagai pertanda kenaikan dari pertumbuhan ekonomi dan harga/inflasi, sedangkan suku bunga rendah karena kedua kondisi tersebut dibawah target dari bank sentral.

Dasar dari pemikiran pasar cukup sederhana, jika pasar tanggap terhadap usaha bank sentral, maka pasar tidak akan terkejut dengan perubahan perubahan yang terjadi. Selain itu, pasar melihat kredibilitas bank sentral yang tetap berjanji agar tingkat harga atau inflasi yang rendah, akan membantu pekerja, perusahaan serta investor untuk sesuaikan harapan harapan mereka. Petunjuk petunjuk dari bank sentral inilah yang dibutuhkan pasar agar tak terjadi kekacauan seperti 2008 lalu sangat diperlukan.

Kondisi suku bunga di kisaran nol persen, sebenarnya bank sentral cukup sulit untuk memberikan program stimulus moneter atau bantuan moneter lebih lanjut seperti  biasanya sehingga sedang memutar otak agar mendapat progress lanjutan kedepan yang lebih mumpuni tentunya. Situasi dengan janji suku bunga rendah tetap dipertahankan akan memberi keyakinan ke pasar bahwa kondisi permintaan atau demand akan terus membaik, tetapi yang harus diperhatikan pula bahwa harapan yang jadi kenyataan adalah hal sangat penting daripada janji janji yang sebelumnya dilontarkan.

Seperti kita lihat kondisi di AS dan Inggris atau yang dilakukan oleh the Fed dan BoE, mereka terus berjanji untuk tetap berpegang teguh terhadap suku bunga rendah setidaknya hingga batas angka pengangguran tercapai. Dan pengangguran di AS dan Inggris cukup cepat jatuhnya, yang berarti bahwa antisipasi kenaikan suku bunga akan segera cepat terjadi.

Presiden the Fed cabang Atlanta, Dennis Lockhart melihat situasi yang lain dimana angka pengangguran yang dijadikan asumsi stimulus ekonomi merupakan pengukuran terlalu dini pada tingkatan mengukur kondisi pasar tenaga kerja dan situasi ekonomi yang luas, karena kondisi angka pengangguran di AS yang turun bukan karena lapangan pekerjaan yang diciptakan namun pekerja pekerja tersebut keluar dari angkatan kerjanya. Dus the Fed harus kembali lagi melakukan pengukuran yang harus lebih tepat.

Sedangkan gubernur Bank of England, Mark Carney menghadapi masalah yang tak sama. Kondisi kegiatan ekonomi yang melejit tak terduga di Inggris membuat ciptaan lapangan kerja lebih luas sehingga angka pengangguran bisa tertekan. Nah kondisi pertumbuhan ekonomi Inggris melaju, namun inflasi dibawah jauh di bawah target 2% di Desember lalu maka dari itu BoE masih terus memberlakukan kondisi suku bunga rendahnya serta melakukan perhitungan perhitungan lebih jitu atas kondisi suku bunganya, dan pasarpun masih terus memperhatikan situasi di Inggris ini.

Sedangkan situasi kebijakan bank sentral Uni Eropa atau ECB tetap membingungkan pasar, meski beberapa anggota dewan gubernur ECB berusaha membantu menjelaskan komentar dari Mario Draghi, bahwa kondisi suku bunga rendah masih tetap dipertahankan dalam waktu yang cukup lama.

Pada akhirnya dilemma dilemma tersebut muncul di benak bank bank sentral tersebut, jika hitungan mereka untuk menambah stimulus atau bantuan ekonomi lagi, bank sentral ini harus mengubah pemahaman pasar bagaimana suku bunga akan cepat merespon kondisi ekonomi terakhir nanti. Disisi lain, the Fed dan bank bank sentral utama dunia lainnya juga menginginkan pasar untuk lebih utama melihat kebijakan moneter yang stabil dan konsisten.

Namun pasar juga menginginkan ketegasan dari bank sentral tersebut agar bank sentral juga mempunyai kredibel terhadap keputusan yang akan diambil mengenai suku bunga, menjaga pertumbuhan berlanjut ataukah menjaga harga yang rendah? Dan bank sentral harus memilih atau bahkan memberi tambahan tambahan yang lebih rinci mengenai indicator indicator lain di pasar tenaga kerja atau teori ekonomi lainnya.

Bank bank sentral harus terus membuat penilaian yang lebih komprehensif agar tujuan mereka lebih tegas dalam menargetkan inflasi sehingga dapat mendukung kegiatan ekonomi. Pasar menginginkan bank sentral untuk melakukan tindakan tindakan nyata dalam memperbaiki situasi pasar ketimbang memberikan pernyataan pernyataan yang bisa membingungkan pasar. Sedangkan stimulus ekonomi seperti pembelian asset atau pelonggaran kuantitatif dilakukan bank sentral pada skala yang memadai dan tetap menjaga kestabilan kondisi keuangan serta keseimbangan biaya dari waktu ke waktu sampai bank sentral mencapai target kebijaksanaan moneternya.

Terdapat skala pengukuran yang bisa mengganti target inflasi dengan target pertumbuhan pada permintaan atau biasa dikenal nominal gross domestic product atau Nominal GDP, dimana pengukuran inflasi jangka untuk sementara dialihkan ke pengukuran terhadap permintaan dengan upaya agar terus dinaikkan permintaannya tanpa melupakan untuk memberi stimulus ekstra jangka pendek namun ukuran inflasi yang jangka panjang akan digunakan sementara waktu.

Mungkin penargetan ukuran nominal GDP akan lebih mudah dilakukan dengan QE tetap dilakukan dan memberi gambaran yang lebih jelas apakah suku bunga masih diperlukan sebagai bahan renungan dalam bertransaksi sehingga akan memberikan kemudahan bagi investor untuk melakukan investasinya dan disisi lain bank sentral utama dunia seperti the Fed dan BoE akan lebih dipercaya oleh pasar keuangan dunia sehingga harga emas bisa mempunyai arah yang jelas dikemudian hari.

facebookgoogle_plusredditpinterestlinkedinmail


(Sumber : http://financeroll.co.id/feed/ )

Speak Your Mind

*

*