Inflasi April Naik, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll –  Pada perdagangan Senin (4/5) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta  bergerak melemah sebesar 55 poin menjadi Rp 13.015 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 12.960 per dolar AS.  Volatilitas rupiah cukup tinggi, angka inflasi April tahun ini ditunggu pelaku pasar uang, inflasi yang meningkat berpeluang menambah tekanan terhadap rupiah. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak 54 poin berkat perburuan saham-saham murah yang dilakukan investor. Saham unggulan melonjak paling tinggi.

Bukan hanya inflasi, data produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2015 juga ditunggu pelaku pasar keuangan pada pekan ini, diperkirakan membukukan hasil kurang baik sehingga secara umum pasar keuangan akan diliputi oleh sentimen negatif.  Di sisi lain, dolar AS yang mengalami penguatan terhadap mayoritas mata uang utama dunia, termasuk rupiah menyusul data tunjangan pengangguran AS dirilis lebih bagus dari ekspektasi.  Faktor eksternal masih membayangi laju mata uang rupiah terutama sentimen dari belum adanya kepastian mengenai waktu kenaikan suku bunga AS.  Meski demikian, tekanan mata uang rupiah bersifat sementara menyusul keyakinan sebagian pelaku pasar bahwa data inflasi serta neraca perdagangan Indonesia akan mencatatkan hasil positif. 

Di sisi lain, Bank Indonesia juga masih melakukan intervensi di pasar valas domestik agar fluktuasi mata uang rupiah tidak terlalu tinggi sehingga menahan tekanan lebih dalam.   Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi April 2015. Pada bulan April lalu, terjadi inflasi 0,36% dibandingkan Maret 2015. Dengan begitu, laju inflasi selama 2015 atau tahun kalender adalah 0,08% dan inflasi tahunan (year-on-year) 6,79%.  Infalasi terjadi di 72 kota dari total 88 kota,   

Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG melonjak 63,536 poin (1,25%) ke level 5.149,961 didorong penguatan saham-saham unggulan. Investor ramai-ramai berburu saham yang sudah harganya sudah anjlok.  Saham-saham unggulan yang harganya sudah jatuh jadi incaran investor. Indeks sempat melesat ke posisi tertingginya hari ini di 5.171,087.

Menutup  perdagangan awal pekan, Senin (4/5), IHSG tumbuh 54,712 poin (1,08%) ke level 5.141,137. Sementara Indeks unggulan LQ45 menanjak 15,581 poin (1,79%) ke level 885,021.  Investor asing mulai berburu saham, tapi sayang dana asing masih mengalir keluar lantai bursa. Transaksi investor asing hingga sore hari ini melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 18,899 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan  kemarin  berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 268.126 kali dengan volume 5,47 miliar lembar saham senilai Rp 6,686 triliun. Sebanyak 135 saham naik, 157 turun, dan 84 saham stagnan.  Rata-rata bursa di Asia menutup perdagangan sore hari ini di zona merah. Beberapa ada yang masih libur menyambut Hari Buruh, seperti pasar saham Jepang.  Sedangkan situasi dan kondisi bursa regional sore kemarin, antara lain:  Indeks Hang Seng menipis 9,18 poin (0,03%) ke level 28.123,82, Indeks Komposit Shanghai naik 38,81 poin (0,87%) ke level 4.480,46, dan  Indeks Straits Times turun 9,20 poin (0,26%) ke level 3.478,19. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*